JAKARTA \" PDI Perjuangan menegaskan, jalan untuk menjadi presiden adalah dengan mendapatkan dukungan dari rakyat. Hal itu merespons bergulirnya kabar adanya perjanjian Batu Tulis pada 2009 antara pimpinan PDIP dan Partai Gerindra terkait dengan pencapresan 2014.
\"Kami ingin menegaskan, dalam suatu tradisi politik yang menempatkan rakyat berdaulat, untuk menjadi presiden itu, ukurannya adalah (memperoleh) 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara nasional,\" kata Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta kemarin (1/12).
Untuk bisa mendapat dukungan 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara seperti yang tertuang dalam UU Pilpres, kata Hasto, harus ada kerja nyata. \"Itu melalui kerja di tengah rakyat, bukan atas dasar suatu sertifikat,\" tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, informasi sepihak dari sejumlah petinggi Gerindra menyebutkan adanya perjanjian yang kemudian dikenal dengan perjanjian Batu Tulis. Perjanjian itu dibuat dalam sebuah pertemuan di Istana Batu Tulis, Bogor. Kedua partai bersepakat mengusung pasangan Megawati dan Prabowo. Namun, syaratnya, PDIP siap mendukung Prabowo sebagai capres pada pilpres berikutnya.
Hasto menyatakan, hingga saat ini belum ada rencana pertemuan antara Megawati dan Prabowo. Sebelumnya, ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menyatakan akan menemui Mega (Jawa Pos, 28/11). \"Belum ada rencana. Di samping juga jadwal Ibu (Mega, Red) yang padat untuk konsolidasi ke daerah-daerah dan terutama untuk mengawal apakah pemilu ini bisa berjalan demokratis,\" terangnya.
Lantas, apakah PDIP akan terbuka jika Gerindra berinisiatif bertemu seperti halnya Partai Nasdem? Hasto mengungkapkan, pertemuan dengan Nasdem didahului suatu kegelisahan yang sama terhadap ancaman pelaksanaan pemilu yang demokratis. Misalnya, adanya persoalan daftar pemilih tetap (DPT) dan keterlibatan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
\"(Pertemuan) itu melalui proses dialog yang selama ini dijalankan dengan Nasdem. Dengan Gerindra belum ada sehingga harus ada prakondisi untuk membuat pertemuan politik. Nah, prakondisinya sekarang belum,\" kata Hasto. Dia menambahkan, hubungan kedua partai selama ini cukup bagus dengan beberapa kerja sama di parlemen.
Dalam kesempatan terpisah, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat enggan berbicara banyak mengenai kabar adanya komitmen antara PDIP dan Gerindra tersebut. Dia berdalih tidak ingin membuat hubungan kedua partai terganggu. \"Suasana kondusif harus tetap dijaga. Biar nanti dibicarakan pimpinan,\" ujarnya.
(fal/c5/fat)