AS Budianto : Jauhkan Anak-Anak dari Pornografi

Rabu 18-12-2013,00:00 WIB

JAMBI - Maraknya berbagai kasus pornografi yang melibatkan anak-anak di bawah umur mengundang keprihatinan berbagai pihak, termasuk H Ahmad Subandi Budianto SE MM. Hal itu disampaikan Ketua KONI Provinsi Jambi dalam dialog acara dengan kelompok pengajian beberapa waktu lalu.

“Salah satu dampak globalisasi yang mengkhawatirkan kita selaku orang tua, adalah masalah pornografi yang menjadi lingkungan tumbuh kembang remaja masa kini,” ujar Caleg DPR RI dari Demokrat nomor urut lima ini.

Menurutnya, dengan maraknya internet, harus diakui memberi pengaruh terhadap cara pandang generasi muda. Padahal yang sebenanya tabu untuk dilihat oleh mereka, seperti kasus tersebarnya video asusila yang melibatkan anak-anak SMP beberapa waktu lalu.

“Ini mengharuskan kita berpikir bagaimana menjauhkan generasi kita dari pornografi melalui kegiatan ekstrakurikuler yang positif bagi remaja. Seperti pramuka, relawan PMI, pecinta alam, paskibra, pesantren kilat maupun olahraga prestasi,” katanya.

Karena kegiatan seperti inilah yang membentuk jati diri mereka untuk berprestasi tanpa pornografi. Karena akar permasalahan ini, karena kita gagal mengarahkan energi remaja kita dengan kegiatan yang positif. Sehingga pornografi di dunia maya dijadikan pelarian untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka yang besar.

Kesadaran untuk mengatasi masalah pornografi di kalangan remaja bagi calon anggota DPR RI Partai Demokrat tersebut, lahir dari  keprihatinan beliau sebagai orang tua yang memiliki anak remaja.

“Putra saya yang bungsu masih kelas tiga SMP, jika pulang sekolah sering ia mengajak temannya main ke rumah. Saya perhatikan tidak ada yang mereka lakukan selain ngobrol dan bercanda,” tukasnya. Maka sering mereka saya antar untuk berenang atau mengunjungi sepupunya untuk makan dan jalan,” tuturnya.

“Dulu ia dan temannya malas ikut pramuka, dengan alasan capek, tapi setelah saya arahkan bagaimana asyiknya berkemah, mempelajari keahlian kepanduan, ia jadi tertarik dan aktif mengisi waktu luangnya dengan kegiatan pramuka. Maksudnya jangan ada waktu kosong yang membuat mereka menjadikan  internet sebagai mainan  dan membuka situs dewasa,” sambung suami dari Nelli Herlina, SH, MH ini.

Disamping itu anak-anak harus terbiasa dengan jadwal yang disiplin untuk mengaji dan belajar. Sehingga energi mereka tersalurkan dengan kegiatan yang positif. Untuk mengatasi masalah ini ia berharap, pemerintah dapat mengatasi masalah ini. Anak-anak kita harus di beri ruang tumbuh dan berkembang dengan baik, melalui pembinaan kesadaran para orang tua, pendidikan moral dan agama serta mengaktifkan berbagai kegiatan ekstrakulikuler di sekolahran.

“Untuk itu peran orang tua dan sekolah sangat berperan dalam mengurangi persoalan ini,” pungkasnya.

(cas)

Tags :
Kategori :

Terkait