JAKARTA - Dengan asumsi aksi petik untung (profit taking) berkurang, indeks harga saham gabungan (IHSG) awal pekan ini berpotensi menguat. Akhir pekan lalu aksi ambil untung menurunkan indeks 69,6 poin (1,6 persen) ke level 4.257,66. Setali tiga uang, indeks LQ45 juga tergerus 14,17 poin (1,96 persen) ke 709,35.
Head of Technical Research PT Trust Securities Reza Priyambada memerkirakan IHSG pada perdagangan hari ini bergerak pada rentang support 4.232\"4.250 dan resistance di 4.278\"4.300.
\"Meski sempat melewati kisaran support 4.277\"4.300, namun indeks kembali ditutup di bawah target itu. Pelemahan lanjutan dimungkinkan jika aksi profit taking berlanjut. Namun tertutupnya gap 4.274\"4.287 dan rebound-nya bursa global diharapkan berimbas positif kepada IHSG,\" ungkapnya kemarin.
Bursa Amerika Serikat (AS) yang ditutup akhir pekan lalu relatif beragam. Indeks S&P 500 turun 0,61 poin (0,03 persen) ke 1.831,37. Indeks Dow Jones naik 28,64 poin (0,17 persen) ke 16.469,99. Nasdaq melemah 11,16 poin (0,27 persen) ke 4.131,91. \"Laju positif sempat dirasakan Bursa AS (akhir pekan) setelah sehari sebelumnya terkoreksi. Pelaku pasar bargain hunting sambil menunggu pidato Gubernur The Fed Ben Bernanke mengenai seberapa kuat ekonomi AS,\" tuturnya.
Bursa saham Eropa akhir pekan lalu berakhir positif setelah sehari sebelumnya melemah seolah tidak antusias terhadap dirilisnya indeks manufaktur di sejumlah negara Eropa. Kenaikan akhir pekan terjadi di tengah pengumuman menguatnya indeks harga rumah Inggris meskipun construction Purchasing Managers Index (PMI)-nya turun. \"Consumer confidence Spanyol juga turun. Tapi terjadi penguatan saham-saham ritel yang menopang penguatan bursa Eropa,\" ulasnya.
Dari dalam negeri, sentimen yang ada masih positif melanjutkan rilis surplusnya neraca perdagangan USD 776,8 juta meski tidak terlalu signifikan terhadap penguatan nilai tukar rupiah. Meski begitu, rupiah akhir pekan kemarin menguat dibandingkan hari sebelumnya.
(gen/oki)