NIKO Kovac sepenuhnya sadar, lini per lini ataupun perbandingan per individu, Kroasia yang dia tangani kini masih di bawah skuad Piala Dunia 1998. Pelatih 42 tahun itu bahkan secara jujur mengakui kalau dia tidak tahu apakah negeri pecahan Yugoslavia itu bakal punya generasi sebagus 16 tahun silam tersebut.
Tapi, tak berarti dia pesimitis menghadapi Brasil 2014. Kepada FIFA.com, kakak kandung mantan bek Bayern Muenchen Robert Kovac itu bahkan menyebut kesuksesan skuad 1998 sebagai sumber inspirasi.
\"Bagi kami, mereka (generasi 1998) adalah pahlawan. Memang bakal sulit meniru kesuksesan mereka, tapi kami ke Brasil bukan untuk sekadar berpartisipasi,\" kata Kovac.
Pada 1998, Krosia yang berpartisipasi untuk kali pertama secara mengejutkan lolos ke semifinal sebelum ditundukkan tuan rumah Prancis yang akhirnya menjadi juara. Nah, kalau melihat perjalanan tim asuhan Kovac yang merebut tiket ke Piala Dunia 2014 hanya melalui playoff, memang bakal berat bagi Darijo Srna dkk untuk bisa sesukses senior mereka tersebut.
Apalagi mereka satu grup di grup A dengan tuan rumah Brasil, langganan putaran final Meksiko, dan jagoan Afrika Kamerun. Tapi, kalau dalam waktu tersisa Kovac bisa mengonsolidasikan para pemainnya, ambisi mengulangi 1998 masih bisa terwujud.
Karena sejatinya Kroasia adalah tim yang solid. Mereka agak terseok di kualifikasi lebih karena transisi kepelatihan dari Slaven Bilic ke Igor Stimac. Kehadiran Kovac yang ditunjuk menjelang playoff melawan Islandia terbukti mampu meredakan gejolak.
Yang juga membuat Kovac optimistis adalah karena dia akan dibantu sang adik, Robert, sebagai asisten. Mereka pernah bermain bersama di Bayer Leverkusen, Bayern Muenchen, dan timnas Krosia.
\"Komunikasi kami sangat baik. Robert pengamat yang baik. Dia kerap mengingatkan saya akan hal-hal yang luput dari perhatian saya,\" ujar pria kelahiran Berlin itu.
(ttg)