Manchester City menjadi tim yang menakutkan di Premier League musim ini. Sempat terseok-seok di awal, mereka menjelma menjadi tim dengan produktifitas gol tertinggi. Dengan total gol 63, tim berjuluk The Citizens itu rata-rata selalu mencetak hampir tiga gol di setiap laga.
Tak hanya produktif, City juga bermain cantik. Mereka menerapkan skema permainan yang atraktif dengan umpan-umpan pendek mengandalkan passing game. Kedalaman skuad membuat mereka stabil di berbagai kompetisi yang mereka ikuti. Bahkan, striker sekelas Edin Dzeko hanya menjadi cadangan di tim kaya milik taipan minyak Timur Tengah tersebut.
Nah, bekas pelatih City Roberto Mancini mengklaim bahwa dia ikut andil dalam wajah City saat ini. Mancini yang menukangi City selama tiga musim itu mengklaim bahwa dirinya yang meletakkan filosofi permainan di City.
\"Lihat saja, pemain yang mencetak gol adalah pemain yang saya datangkan. Sergio Aguero, Dzeko, Yaya Toure, dan David Silva,\" katanya seperti dikutip Manchester Evening News.
Mantan pelatih Inter Milan itu mengakui bahwa pelatih City saat ini, Manuel Pellegrini, memang melakukan tugasnya dengan baik. Tapi, kesuksesan Pellegrini itu sudah dibangun sejak tiga tahun silam. \"Sekarang baru terlihat hasilnya,\" ungkap pelatih 49 tahun itu.
Bukankah di era Mancini para pemain justru saling bertengkar\" Bahkan, media Inggris sampai menjuluki tim sekota Manchester United itu sebagai \"Fight Club\". \"Ah, itu wajar saja. Setiap kali kamu bekerja, kamu selalu memiliki masalah dengan pemain. Itu normal karena setiap manajer selalu ingin pemain bekerja keras,\" jawab Mancini yang telah memberi City satu gelar Premier League, satu gelar Piala FA, dan satu piala Community Shield.
Kini, Mancini menangani Galatasary. Tim elite Turki itu menunjuk dia setelah Fatih Terim didepak gara-gara performa tim yang tidak meyakinkan. Mancini sukses membawa Gala lolos ke fase knock-out setelah mengalahkan Juventus 1-0. Tapi di kompetisi domestik, mereka berada di peringkat kedua dengan selisih 8 poin dari Fenerbahce.
(aga)