BTN Bakal Dicaplok Bank BUMN Lain

Selasa 11-02-2014,00:00 WIB

JAKARTA-Bisnis inti Bank Tabungan Negara (BTN) yang prospektif memantik keinginan beberapa bank untuk mengambil alih. Kabarnya, aksi korporasi akusisi BTN tersebut bakal dilakukan oleh sesama perbankan pelat merah yang beraset besar, di antaranya Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

                Direktur Utama BTN Maryono menampik isu yang beredar tersebut. Kendati demikian, pihaknya juga tak menutup adanya kemungkinan pencaplokan terhadap bank yang fokus di lini usaha pembiayaan properti itu. \"Isu itu belum tentu benar atau salah. Kalau kami respons, tidak akan pernah selesai karena bukan fakta,\" ungkapnya kemarin (10/2).

Dari salah satu pejabat di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya berembus informasi bahwa Direktur utama BRI Sofyan Basir menyampaikan minat kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mencaplok BTN. Pembicaraan itu dilakukan pada pertemuan ekonomi dunia di Davos, Swiss beberapa waktu yang lalu.

\"Pembicaraan dengan Menteri BUMN sudah dilakukan. Tapi belum ada keputusan. Hanya konsolidasi bank BUMN harus tetap dilakukan,\" kata sumber tersebut. Saham BTN (BBTN) kemarin ditutup melemah 30 poin atau 2,91 persen ke level Rp 1.000.

Di sisi lain, meski tak menampik, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin belum membenarkan isu tersebut. Namun dia mengaku pihaknya telah menyiapkan dana sekitar Rp 10 triliun untuk mengembangkan bisnis nonorganik perseroan. Rencana itu telah masuk dalam rencana bisnis bank tahun ini.

\"Kami punya kemampuan untuk bisa akuisisi lembaga keuangan atau perbankan yang market cap-nya puluhan triliun. Tapi akuisisi harus hati-hati, jadi tidak mungkin semester satu (tahun) ini,\" katanya. Bank Mandiri memang sangat berambisi memiliki kapitalisasi pasar terbesar di ASEAN pada 2020 mendatang.

Wacana akusisi BTN tersebut sebetulnya bukan hal baru. Sebab, potensi ini sudah dilihat sejak 2008 silam. Saat itu kemungkinan take over BTN dinilai lebih baik dibandingkan BTN harus melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Kendati pada akhirnya BTN tetap menjual sebagian sahamnya kepada publik lewat lantai bursa.

Namun demikian, konsolidasi antarbank BUMN saat ini semakin nyata. Sebab bank dituntut memiliki modal besar untuk bisa bersaing di kancah internasional. Sebab, pada 2020 mendatang akan diterapkan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Untuk menjadi bank yang bisa ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya, diperlukan modal besar.

\"Sebentar lagi ada bank yang merger,\" ungkap Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya E. Siregar, tanpa menyebutkan nama bank tersebut, Kamis (6/2).

(gal/sof)

Tags :
Kategori :

Terkait