\"Saat ini suhu air yang melalui kubah lava 56,9 derajat celcius,\" ungkap Khoirul Huda, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar.
Itu berarti potensi untuk erupsi sangat besar. Namun demikian, dia tidak bisa memprediksi kapan itu terjadi. \"Kami tidak bisa memperkirakan waktunya. Yang penting masyarakat tetap waspada,\" jelas pria asli Plosoklaten ini.
Hanya saja, begitu ada peningkatan setiap hari, terutama untuk gempa-gempa vulkanik, pihaknya langsung mengoreksi gempa-gempa tersebut. Hasilnya, ditemukan ada aliran fluida berupa gas. Akibatnya, terjadi gempa campuran vulkanik dangkal dengan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
Saat ini, gempa campuran masih didominasi frekuensi tinggi. Jika gempa didominasi campuran frekuensi tinggi dan frekuesi rendah, Khoirul mengungkapkan, akan ada pembentukan kubah lava (anak gunung, Red) baru. \"Bisa juga kubah lava makin besar,\" terangnya.
Di posisi dangkal, Khoirul menyatakan, saat ini jarak magma dengan puncak berkisar antara 700 meter\"1 kilometer. Sedangkan di dalam, jaraknya antara 2\"3 kilometer.
(baz/ndr)