JAMBI- Kanopi pelataran parkir asrama mahasiswa Jambi yang ada di Jalan Bausasran Yogyakarta, ambruk. Kejadian robohnya kanopi itu terjadi pada Minggu siang sekitar pukul 13. 00 WIB.
Hal ini diketahui berdasarkan keterangan dari Ahmad Luthfi, Ketua Umum Keluarga Pelajar Jambi Yogyakarta. Dihubungi harian ini kemarin (17/2) dia menyampaikan, akibat erupsi gunung Kelud, memang debu vulkaniknya sampai ke Yogyakarta.
Akibatnya, atap asrama termasuk kanopi dipenuhi debu vulkanik. Diterangkannya, akibat erupsi itu memang salah satu daerah yang terparah adalah Yogyakarta. “Asrama Sulthan Thaha itu di atap area parkir ada penumpukan debu dan beberapa jam sebelum kejadian memang ada hujan di Yogyakarta dan debu itu mengeras lalu ambruk,” katanya.
Diterangkannya, usia kanopi itu meman sudah tua. Diterangkannya, atap itu sudah ebrusia 6 tahun dan tak pernah diperbaiki. “Itu hanya pakai besi alumunium dan fiber dn roboh pada hari minggu sekitar pukul 13. 00 WIB,” terangnya.
Dia menjelaskan, mahasiswa Jambi di Yogyakarta berharap pemerintah segera melakukan perbaikan. Sebab, pelataran parkir itu mempunyai fungsi sebagai aula juga bagi mahasiswa yang tinggal di asrama.
“Saat kejadian ada sekitar 2 sampai 3 kendaraan disana. Kerugian cuma dari atap saja. Disana juga sebenarnya sebagai aula bagi kami dan sanggar tari kami kalau mau latihan disana. Makanya kami tak bisa latihan kalau pelataran itu tak diperbiki,” jelasnya.
Saat ini, dia mengatakan, mahasiswa mulai resah. Karena bisa jadi kejadian robohnya atap itu kembali terjadi. Ketua asrama, Subki, mengatakan, rubuhnya atap tersebut tidak terduga sebelumnya.
Selain itu atap tersebut hanya disangga besi alumunium memang sudah berumur dan sudah selayaknya diganti. Sementara itu, Kepala BPKAD Provinsi Jambi, Muslim Rizal melalui Kabag Aset mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan kabar soal itu.
“Informasinya yang roboh itu adalah kanopi pelataran parkir, jadi bukan atrap asrama. Kanopi itu ukurannya kurang lebih 7x6 meter dan itu terbuat dari fiber,” sebutnya via ponsel, kemarin.
Dia mengatakan, memang usia kanopi itu sudah lama. Sehingga memang kondisinya sudah tak baik lagi. “Memang usianya sudah tua. Itu dibuat tahun 2008 dahulu, tahun 2012 mau dibongkar, hanay saja mahasiswa menolak karena memang kondisinya masih diperlukan,” ujarnya.
Hanya sja, akbiat debu vilkanik dari erupsi Gunung Kelud, bban kanopi menjadi berat. “Sehingga Jumat kemarin roboh jam 3. 30 pagi dan hari minggu juga terjadi sekitar jam 12 siang,” ungkapnya.
Ditanay soal kerugian, dia mengatakan tidak besar. Diperkirakan, besaran kerugian yang terjadi antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. “Kerugian capai Rp 20 jutaan,” sebutnya.
Doal perbaikan, dia menyebut, pihaknya akan mengusulkan dilakukan pada APBD Perubahan tahun 2014 mendatang. “Akan diusulkan perbaikan di ABT. Nilainya belum tahu, nanti akan dibahas lagi,” tandasnya.
(wsn)