SBY : Pemilu Tidak Perlu Ditakutkan

Kamis 20-02-2014,00:00 WIB

MAKASSAR - Pesta politik tanah air sedang berlangsung. Karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Pemilu 2014 berlangsung dengan baik aman, damai tertib, jujur, adil, dan demokratis. Wajar suhu politik meningkat.

“Pemilu bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan, tidak perlu diseram-seramkan. Kompetisi ada batasnya. Ingatlah partai politik dan calon legeslatif. Tidak perlu membuat ketidakbaikan,” kata SBY saat meresmikan pabrik PT. Semen Tonasa Unit V dan Power Plant 2x35 MW PT. Semen Tonasa, di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel), kemarin.

Pada kesempatan yang sama Presiden SBY juga meresmikan proyek-proyek infrastruktur lainnya, seperti Bendung Timatoppe, Ruang Terbuka Hijau Maccini of Indonesia, SPAM IKK Tanralili, SPAM IKK Polongbangkeng Selatan, SPAM IKK Pancalautan, SPAM IKK Donri-donri, dan SPAM IKK Sukamaju. Pada peresmian itu tampak hadir Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

Menurut SBY pemilu merupakan keharusan demokrasi dan konstitusi. Indonesia sudah mengalami dua pemilu yang berjalan baik dan diakui dunia, yakni Pemilu 2004 dan 2009. “Bukan hanya rakyat Indonesia yang bersuka cita, dunia juga mengakui dan memberi pujian pada proses politik yang kita lakukan pada Pemilu 2004 dan 2009,” ujarnya.

Dia meminta ekonomi harus tetap bergerak. Dengan demikian, keperluan masyarakat terpenuhi. Asalkan, tambah SBY, kehidupan perekonomian masyarakat sehari-hari tidak tidak terganggu. Politik yang hangat tidak menimbulkan apa-apa. “Jajaran kepolisian yang dibantu TNI dan semua ingin menjaga suasana yang tertib, aman dan damai,” tuturnya.

Karena itu, kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur di Indonesia harus terus berjalan. Khususnya, Indonesia Timur (Intim) yang berpotensi mengembangkan wilayahnya dengan cepat. SBY menceritakan pada 8 atau 9 tahun lalu, kala pembentukan East Asia Summit, beberapa negara ASEAN hanya mengusulkan anggotanya 10 negara Asia Tenggara dan 3 negara Asia Timur, Tiongkok, Jepang dan, Korsel. “Dengan diplomasi, kita ngotot meminta Australia dan Selandia Baru masuk,” ucapnya.

Alasannya, tambah dia, seandainya hanya 10 negara Asia Tenggara dan 3 Asia Timur, itu “berarti Indonesia berada di beranda paling belakang. Sedangkan masuknya, Asutralia dan Selandia Baru, masa depan Intim menjadi cerah. “Sebab berada ditengah-tengah kerjasama kawasan East Asia Summit,” ujarnya.

(dio)

Tags :
Kategori :

Terkait