Manfaatkan Enzim Bakteri Bacillus Subtilis untuk Tekan Pencemaran Sungai Jakarta
Ajang tahunan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2014 baru saja digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Salah satu pemenang fenomenal ISPO kali ini adalah Jason Andrew Tjipjadi dan Thomas Renaldy yang meraih medali emas untuk kategori lingkungan.
M. HILMI SETIAWAN, Jakarta
SUASANA gedung Sasono Langen Budoyo TMII, Kamis siang (20/2), sangat riuh. Ratusan pelajar berprestasi akademis dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul. Mereka mengenakan pakaian adat masing-masing daerah.
Sudah beberapa hari mereka berkompetisi dalam enam kategori lomba. Yakni, komputer, rekayasa teknologi, fisika, biologi, kimia, dan lingkungan. Siang itu merupakan puncak perhelatan tahunan bagi para cendekiawan muda tersebut. Sebab, panitia mengumumkan para pemenang dalam enam kategori lomba tersebut.
Untuk kategori program komputer, medali emas diraih Fadhil Imam Kurnia dan Dzaky Zakiyal Fawwaz dari SMAN 3 Semarang. Mereka memberi judul karyanya Aplikasi Smartphone untuk Memudahkan Pengguna Tunanetra. Lalu, pemenang kategori rekayasa teknologi diraih Jery Octavianus dan Abu Hanifah Ramadhani dari SMAN Sumatera Selatan dengan judul karya Teknologi Pendeteksi Golongan Darah Portable.
Kemudian, Evelyn Monica Leonardi dan Brigitta Pricillia Yaputri dari SMA Santa Laurensia menjadi yang terbaik untuk kategori biologi dengan karyanya Meningkatkan Kualitas Biji Kopi (Coffea Arabica) Melalui Proses Fermentasi dengan Bantuan Bakteri Genus Coccus.
Sementara itu, Jason Andrew Tjipjadi dan Thomas Renaldy dari SMA Santa Laurensia, Serpong, Jawa Barat, memenangi lomba untuk kategori lingkungan. Karya mereka mengalahkan 31 finalis lainnya dari seluruh Indonesia.
Keduanya tampak begitu gembira setelah menerima kalungan medali emas dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Azwar Abubakar.
\"Kami sangat bangga bisa mengharumkan nama sekolah,\" ujar Jason yang siang itu mengenakan pakaian khas Betawi.
Remaja kelahiran Jakarta, 12 April 1997, tersebut mengungkapkan, dalam lomba kali ini, dirinya bersama Thomas menggarap proyek penelitian Pemanfaatan Enzim Bakteri Bacillus Subtilis untuk Mereduksi Penggunaan Surfaktan dalam Deterjen. Mereka tertarik dengan topik itu karena menghadapi kenyataan bahwa hampir seluruh sungai di Jakarta tercemar limbah detergen.
\"Pencemaran air (sungai) adalah salah satu masalah lingkungan yang paling merugikan,\" tegas Jason.
Siswa yang tinggal di kawasan Bintaro itu menyatakan amat prihatin melihat kondisi sungai-sungai di Jakarta. Padahal, di dalam sungai sangat banyak kehidupan yang harus dilindungi. Mulai kehidupan mikroskopis yang tidak terlihat dengan mata telanjang hingga kehidupan ikan serta tumbuhan air. Bahkan, pencemaran lingkungan dalam waktu dan kadar tertentu bisa membahayakan kehidupan manusia yang tinggal di sekitar sungai.
Dia menuturkan, limbah detergen memiliki bahan aktif surfaktan yang mengandung LAS (linier alkyl benzene sulfonate) dan ABS (alkyl benzene sulfonate). Dua bahan kimia tersebut membahayakan kesehatan kulit manusia. Efek langsung bagi orang yang terkena limbah detergen, kulit bisa kasar atau pecah-pecah. Juga, gatal-gatal yang bila digaruk bisa lecet dan menjadi luka.