Hongkong Incar Pasar Domestik

Rabu 26-02-2014,00:00 WIB

SURABAYA - Pasar dalam negeri hingga kini masih menjadi incaran produk-produk impor. Salah satunya yang agresif membidik pasar domestik adalah Hongkong. Sejak 2008-2012, perdagangan Indonesia dengan bekas koloni Inggris itu menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan empat persen per tahun.

       \"Indonesia adalah market penting bagi kami,\" kata Senior Marketing Manager Hongkong Trade Development Council (HKTDC) Jakarta Leung Kwan Ho saat konferensi pers Lifestyle Expo Jakarta 2014 kemarin (25/2). Rencananya, event tersebut diagendakan berlangsung pada 20-22 Maret.

       Tak hanya perdagangan RI- Hongkong, lanjut Leung, dalam periode yang sama perdagangan Indonesia-Tiongkok juga mencatat pertumbuhan. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun sejak 2008-2012 sebesar lima persen. \"Kami bisa menjadi perantara antara perusahaan Indonesia dan Tiongkok dalam transaksi perdagangan barang maupun jasa,\" urainya.

       Leung menjelaskan, event tersebut tidak hanya menguntungkan perusahaan Hongkong, melainkan juga pembeli asal Indonesia. Benefit yang diperoleh, misalnya, pembeli akan mendapat banyak pilihan produk yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia. \"Ada 170 perusahaan yang berpartisipasi yang terbagi dalam tujuh kategori. Mulai consumer electronic, gifts and premiums, produk rumah tangga dan barang elektronik. Kemudian fashion dan aksesori, arloji, kelengkapan bayi dan anak-anak, serta produk kesehatan dan kecantikan, serta furnitur,\" terangnya.

       Selain itu, masyarakat mudah mendapatkan produk yang diinginkan dan tidak perlu datang langsung ke Hongkong. \"Pada 2012 lalu, sebanyak 511.893 orang Indonesia mengunjungi Hongkong. Mereka tidak hanya berbelanja, melainkan juga berwisata dan sebagian berurusan dengan bisnis. Kami juga memfasilitasi pembeli dengan kebutuhan sedikit, bahkan hanya memesan 20 buah juga dilayani,\" ungkapnya.

       Bendahara Gabungan Importer Seluruh Indonesia Jatim Ima Sumaryani menambahkan, selama ini impor terbesar dari Hongkong didominasi barang penunjang yang belum diproduksi di Indonesia. Selain itu, produk garmen yang sebelumnya diimpor dari India mulai bergeser dari Hongkong.

       Sementara itu, Ketua Bidang UMKM Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Jatim Muhammad Iqbal mengatakan, pameran tersebut dapat mendorong UMKM dalam negeri meningkatkan produknya. \"Selain itu, UMKM dapat mengetahui di mana posisi produk mereka dibandingkan produk impor. Kalau kualitas masih di bawah produk impor, tentu mereka bisa belajar menciptakan yang lebih berkualitas,\" tandasnya.

(res/oki)

 

                

Tags :
Kategori :

Terkait