Pengobatan Tidak Bersifat “TBC”
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah Pengobatan yang bisa diteliti secara ilmiah. Pengobatan dalam Islam tidak boleh bersifat “TBC” yaitu Takhayul, Bid”ah dan Khurafat, karena hal ini dapat menjerumuskan pelakunya kedalam kesyirikan. Seperti berobat ke dukun, paranormal, ke kuburan atau ke pohon-pohon yang dianggap punya “keramat”, ini juga berbahaya, dapat merusak tauhid.
Tahayul, Bid”ah, dan Khurafat (TBC) adalah \"tiga sekawan kebatilan\" yang masih hidup di kalangan umat Islam. Islam melarang ketiganya, termasuk dalam praktek pengobatan. Karena jika “TBC” ini dipraktekkan dalam pengobatan, disamping tidak mempunyai landasan dari syariat juga akan mengundang datangnya jin dan syetan yang kebanyakan dilakukan oleh para dukun atau paranormal, bahkan terkadang mereka yang bergelar “wali atau ustadz” sekalipun.
Seorang Muslim yang berobat hendaknya berkonsultasi dengan kalangan orang-orang yang diketahui bertakwa kepada Allah SWT dan mengetahui ilmu pengobatan. Hal itu ditegaskan dalam al-Qur”an :”... Maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.” QS.an-Nahl :43
Tidak semua orang mengetahui ilmu pengobatan. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta”ala tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya, ada yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak, kecuali penyakit kematian” Oleh karena itu, orang yang sakit hendaknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis penyakit serta obatnya yang cocok.
Jadi, apa yang dilakukan oleh Nurjannah yang nekad menggunting kain penutup ka”bah itu sangat fatal dan berbahaya. Karena disamping tindakannya itu masuk dalam kategori kriminal juga dapat menjeruskan ke dalam kesyirikan, karena beraqidah bahwa sobekan kiswah ka”bah itu diyakini mempunyai keramat yang dapat menyembuhkan penyakit.
Semoga NurJannah dan kalangan umat Islam yang beraqidah sesat tersebut dapat segera bertobat dengan sungguh-sungguh. Yakni meninggalkan aqidah bercampur kesyirikan, bercampur “TBC”, menuju aqidah Islam yang bertauhid, beribadah, berdo”a, dan mohon pertolongan serta taat hanya kepada Allah SWT. Nasrun Minallah Wa Fathun Qarieb.
Penulis adalah Pemerhati Sosial Keagamaan.