JAMBI- Nilai Ujian Nasional mulai tahun 2014 ini, bisa digunakan untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Padahal sebelumnya, nilai UN SMA/SMK/MA sederajat tak bisa digunakan untuk itu.
“Karena mulai tahun ini kita bisa merumuskan, ada kesepakatan antara PTN dengan yang ada di direktorat pendidikan menengah. Jadi kalau lulusan SD bisa dipakai hasilnya ke SMP, lalu nilai SMP/MTs bisa dipakai ke SMA/SMK,” kata Mendikbud M Nuh usai melakukan kunjungan di SMAN 1 Kota Jambi, kemarin.
“Dulu hasil UN SMA/SMK tidak bisa dipakai ke PTN, harus tes tersendiri toh. Nah sekarang tidak, sudah sepakat, hasil UN bisa langsung dipakai untuk masuk ke PTN karena mereka sudah ikut membuat soal,” tambahnya.
Terkait soal UN, sebutnya, masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni 20 paket soal.
“Variasi soal tetap, ada 20 macam sehingga dalam satu kelas ada beda semua, dengan tujuanya supaya anak-anak belajar mengerjakan tugasnya sendiri, karena yang lain beda soal. jadi selesaikan yang menjadi tanggung jawab dirinya sendiri karena percuma menoleh karena soalnya beda semua,” ungkapnya.
Soal UN itu, katanya, dirumuskan juga bersama dengan pihak PTN. Distribusi soal UN, sebutnya, diharapkan tak ada kendala seperti tahun sebelumnya, seperti yang ada di satu daerah kacau karena di hari ujian soal belum sampai. “Insya Allah kalau menurut hitung-hitungan yang kami miliki, kejadian tahun lalu yang ada di salah satu percetakan,” ungkapnya.
“Tahun lalu ada 6 percetakan yang gagal itu satu percetakan. Belajar dari kasus itu, tahun 2014 ini ditata semua, mulai dari prinsip regionalisasi, yang tadinya 6 sekarang dikembangkan menjadi 8 regional dan yang kedua, waktu mulai pelaksanaan percetakan karena itu yang paling krusial, yang sekarang ini dua minggu lebih awal dibandingkan tahun lalu, agar bisa selesai lebih cepat,” tambahnya.
Selain itu, katanya, pelaksanaan Pileg juga mernjadi perhitungan bagi pihaknya untuk melakukan persipan lebih dini. “Karena kami tidak ingin, UN tahun in menambah beban karena bersamaan dengan pemilu. Pemilu 9 April, UN tanggal 14 April, itu beriringan. Kalau naskah belum ada kan bisa kacau lagi. Makanya kami bertekad mempersiapkan dengan baik. daerah jauh diharapkan bisa dikirim lebih dahulu dan dikawal dengan baik dan setiap saat 24 jam bisa dimonitor,” ungkapnya.
Soal distribusi, dia menjamin akan berjalan dengan baik. walau percetakan soal dilakukan di daerah manapun. “Yang penting asalkan tanggal 1 April itu sudah masuk semuanya paling tidak di Provinsi. Sehingga ada waktu 2 minggu untuk distribusi paling tidak sampai di satuan pendidikan di pelosok. Bahkan daerah yang jauh bisa diselesaikan lebih dahulu, maka dikawal betul,” ujarnya.
“Misalnya percetakan X, dia punya tugas di wilayah mana saja. Taroklah Kabupaten A, lalu berapa jumlahnya disana, daerah pelosoknya berapa dan langsung dikirim,” tandasnya.
Sementara itu, ditanya soal UKT, dia membantah jika UKT itu memberatkan. Lalu, soal adanya program bidik misi yang dinilai tak tepat sasaran, dia juga membantahnya. “UKT itu yang protes itu siapa, jadi kalau ada anak yang tak mampu jangankan bayar, mereka dibayar malahan melalui bidik misi. Tadi di Jambi saya lihat penerimanya tukang ojek dan tukang jahit, jadi jangan dibawa kemana-mana,” jelasnya.
Dikatakannya, hingga saat ini, penerima bidik misi totalnya mencapai 150. 000 orang. “Itu bukan sekedar tidak membayar, namun mereka dibayari. Jadi kalau ada anak yang tak mampu sampaikan kepada rektornya kalau tak mampu, kalau tak percaya diajak undang datang kerumah. Saya yakin bukan hanya sekedar misalnya tadinya Rp 1 juta terus menjadi Rp 500 ribu. Tapi itu semua dibayarkan,” ungkapnya.
Dia berharap, jika ada mahasiswa yang tak mampu bisa berkomunikasi baik dengan rektornya. “Sekarang bukan musimnya anak-anak tak mampu tak bisa sekolah karena soal ekonomi,” tandasnya.
SNMPTN
Sementara itu, Syarat pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 dinilai sangat diskriminatif terhadap para penyandang cacat atau difabel. Sebab, dalam website resmi SNMPTN secara jelas disebutkan bahwa seorang calon peserta SNMPTN 2014 disyaratkan tidak tuna netra, tidak tuna rungu, tidak tuna wicara, tidak tuna daksa, dan tidak buta warna keseluruhan maupun sebagian.