“Tidak dekat dengan rakyat sehingga takut tidak terpilih. Makanya jangan waktu ada butuh saja dekat dengan rakyat. Kemudian saat dia memegang kekuasaan selama ini, dalam kapasitas apa pun tidak memperjuangkan kepentingan atau kebutuhan rakyat sehingga ada ketakutan. Kalau bagus jaga hubungannya dengan rakyat selama ini tidak perlu takut tidak dipilih. Kalau kiprahnya di tengah masyarakat bagus pasti dipilih,” tuturnya.
Selain itu, bisa juga karena selama ini bagi yang pernah terpilih karena sesuatu hal. Misalnya dengan money politic, karena sekarang ini pesaingnya juga punya amunisi yang kuat.
“Yang perlu diingat oleh Caleg, hasil survey kami itu orang yang memilih karena duit hanya 8,5 persen. Itu fakta yang kami temukan di lapangan. Ada yang menerima duit tapi memilih yang lain,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD PDIP Provinsi Jambi, Edi Purwanto kepada harian ini menuturkan, antar Caleg tidak boleh ada peperangan diinternal. Dimana, lawan sesungguhnya dalam Pemilu ini adalah yang berasal dari partai lain.
“Kita juga monitor, kalau ada Caleg kita yang melakukan black campain akan dikenakan sanksi. Karena itukan merusak citra partai sendiri,” tuturnya.
Untuk meminimalisir saling sikut antar Caleg ini, PDIP sudah berupaya melakukan pembagian wilayah kerja. Misalnya untuk Caleg DPRD kabupaten, itu ada yang dua desa, ada yang tiga desa, ada yang empat desa tergantung dengan daerahnya. “Alhamdulillah ini bisa meminimalisir konflik-konflik internal,” ujarnya.
Jika ada yang terbukti bersaing tidak fair, menurutnya akan dikenakan sanksi. “Sanksinya bisa saja suatu saat ini menjadi penilaian, kalau sekarang duduk menjadi anggota DPRD untuk berikutnya tidak bica jadi Caleg lagi, bisa juga dipartai tidak masuk dalam struktur lagi. Ini akan kita evaluasi,” jelasnya.
“Jadi kita memang harus jaga dengan baik. Di luar kita juga tidak boleh, jangan membuat fitnah, isu negative, atau black campain. Kita tampilkan PDIP dengan program, visi misi dan keberhasilannya,” sambungnya.
Selain itu ia juga mengharapkan agar partai lain juga sama-sama menjaga sikap, saling menghargai, menghormati dan sama-sama bersaing dengan fair.
“Kami sebisa mungkin bagaimana antar partai politik ini menjadi mitra, sahabat dan menjadi kawan memajukan bangsa. Partai politik inikan pilar demokrasi, Negara kita maju mundurnya juga tergantung partai politik. Kita bersaing secara sehat, silahkan juga tonjolkan keberhasilannya yang fakta, sehingga masyarakat bisa menilai,” pungkasnya.
Terpisah, Sekretaris DPW PAN Provinsi Jambi, Saipul Azwar juga hampir senada dengan Edi. Menurutnya memang semua Caleg berjuang untuk mendapatkan suara terbanyak, tetapi di PAN itu ada kode etiknya.
“Setiap Caleg kan sudah ada wilayah binaan masing-masing, kita juga tidak boleh saling menjelekkan. Yang kita jual itu program. Jadi tidak boleh memburukkan sesame Caleg, baik Caleg satu partai atau dengan partai lain,” ujarnya.
Menurutnya, bagi Caleg yang tidak sportive itu sanksinya jelas. Jika memang terbukti melakukan pelanggaran bahkan setelah dilantik bisa saja di PAW.
“Sebelum pelaksanaan Pemilu kita sudah sampaikan beginilah cara main kita. Patuhi aturan. Aturan ini sudah kita sampaikan kepada kader kita yang menjadi Caleg. Kita dari awal sudah memberikan pemahaman kepada Caleg kita agar mengikuti aturan main,” katanya.
(cas)