Suap Rudi Lewat Pelatih Golf

Rabu 19-03-2014,00:00 WIB

JAKARTA -  Penangkapan mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini ternyata bukan karena proses instant. KPK telah mengawasi Rudi sejak keluarnya sprindik pada Mei 2013 sebelum ditangkap Agustus 2013. Ada dugaan telah beberapa kali menerima uang melalui pelatih golfnya, Deviardi.

      Hal itu disampaikan oleh penyidik KPK, Bhakti Suherdarwan saat menjadi saksi di pengadilan Tipikor Jakarta kemarin. Uang-uang dari Deviardi itu disebutkan memiliki keterkaitan dengan proyek-proyek di SKK Migas. Dia menceritakan dengan detail bagaimana KPK mengawasi Rudi hingga memutuskan menangkap tangan.

      \"Ada pola yang sama, orang memberikan yang melalui Deviardi lantas diberikan ke Rudi,\" terangnya. Untuk penangkapan pada 13 Agustus 2013, diawali dari laporan adanya pengiriman uang atau barang. Ternyata, Komisaris PT Kernel Oil Simon Tanjaya melakukan pertemuan dengan Deviardi di suatu tempat menggunakan Toyota Fortuner.

      Tim yang menguntit Simon mendapati dia sempat mengambil uang di suatu bank. Lantas, sambil membawa tas yang berisi uang ke mobil yang di dalamnya sudah ada Deviardi. Pertemua terjadi, Simon keluar dari kendaraan itu tanpa lagi menenteng tas.

      Saat itulah penyidik yakin bahwa uang dari Simon sudah dipegang Deviardi dan siap diantar ke Rudi Rubiandini. Dugaan itu tepat, malam harinya Deviardi menuju rumah Rudi dengan mengendarai motor BMW hitam. Sebelum keduanya pergi menggunakan mobil, penyidik melakukan penangkapan.

      \"Setelah itu kami melakukan penangkapan dan tim lain bawa uang,\" terangnya. Rudi Rubiandini yang sudah tertangkap tangan membuat pengakuan bahwa pemberian Deviardi bukan kali pertama. Tim kembali ke rumah Rudi untuk menunjukkan dimana tempat dia menyimpan uang.

      Sementara, Deviardi yang juga menjadi saksi tidak membantah menjadi kurir Rudi. Dia mengakui kalau ada yang ingin memberikan uang kepada Rudi pasti melalui dirinya. Salah satu buktinya adalah uang dari Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri (PT KPI) Artha Meris Simbolon.

      Uang yang diminta untuk diantarkan ke Rudi sebesar USD 200 ribu atau sekitar Rp 1,9 miliar. Pesan yang disampaikan pada dirinya adalah soal pengurusan surat rekomendasi. Sesuai pesan, dia langsung mengubungi Rudi untuk menyampaikan pemberian itu. \"Saya lapor dan dibilang tolong dipegang saudara,\" ingatnya.

      Pengakuan lain adalah uang dari beberapa pejabat SKK Migas seperti Tenaga ahli bidang operasi SKK Migas Gerhard Marteen Rumeser dan Kadiv Penunjang Operasi SKK Migas Iwan Ratman. Selain menerima uang, dia juga diminta untuk mentransfer uang ke beberapa orang.

      Tingginya lalu lintas uang membuat Deviardi lantas membuat catatan keuangan. Untuk menyimpan uang, dia membuka safe deposito box Bank CIMB Niaga. Sebagai kurir, dia tahu betul aliran uang termasuk untuk transfer ke keluarga Rudi. \"Semuanya dari uang yang diterima. Bukan duit sendiri,\" jelasnya.

(dim)

Tags :
Kategori :

Terkait