JAMBI–PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 6 menargetkan pendapatan sebesar Rp 74 Miliar.
Target tersebut meningkat bila dibandingkan dengan target tahun sebelumnya. Target ini dimaksudkan untuk memotivasi pekerja PTPN 6 untuk lebih giat lagi.
Sekretaris PTPN 6 Achmedi, saat dikonfirmasi Jambi Ekspres kemarin (18/3) menjelaskan, pada tahun 2014 ini, PTPN 6 ditargetkan untuk mencapai 2.512 ton CPO dari kebun inti dan 1 juta ton CPO dari kebun plasma.
Angka ini meningkat sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Maka dari itu, diharapkan peran seluruh pekerja dalam mengejar target yang telah diberikan.
\"Kita harapkan target bisa tercapai di tahun ini, mengingat di tahun 2013 lalu pencapaian produksi PTPN 6 sudah sangat baik,\" katanya.
Diawal tahun ini, PTPN 6 juga mendapat harga yang bagus untuk penjualan CPO, dan ini sangat berbeda dibanding periode yang sama di tahun 2013 lalu.
Tidak hanya PTPN yang merasakan keuntungan yang bagus diawal tahun ini, bahkan hampir semua perusahaan kelapa sawit, karena harga yang bagus diawal tahun.
Harga CPO diawal tahun ini rata-rata Rp 9500 sampai dengan Rp 10 ribu perkilogram CPO, dan rata-rata TBS yaitu Rp 1900 sampai Rp 2000 perkilogram.
Apabila harga CPO dan TBS tersebut dapat terus bertahan sampai dengan pertengahan tahun saja, dimungkinkan target-target yang ditetapkan bisa tercapai, bahkan bisa lebih.
Untuk itu pula perluasan area terus dilakukan, walaupun area yang ada semakin sempit.
\"Perluasan terus dilakukan dengan cara mencari areal kosong atau akuisisi perusahaan yang sudah habis. Karena setiap tahunnya PTPN ditargetkan menambah lahan,\" jelas Achmedi.
Dengan adanya penambahan target dan perluasan lahan, PTPN juga ditargetkan menghasilkan profit sampai dengan Rp 74 miliar. Angka itu akan terus diupayakan, dimana PTPN memiliki lahan garapan yang berada didua Provinsi yaitu Sumbar dan Jambi.
Sementara itu, untuk teh Kayu Aro lanjut Achmedi, saat ini sudah mulai menunjukkan geliat untung sejak tahun 2013 lalu. Teh Kayo Aro yang merupakan produksi PTPN memang untungnya masih sedikit, sekitar Rp 1 Miliar, namun untuk tahun 2014 ini ditargetkan lebih besar.
Pencapaian ini dipengaruhi penggunaan energi yang sudah murah dengan menggunakan PLTMH sehingga biaya produksi bisa lebih murah.
\"Untuk penjualan teh bisa sampai keluar negeri seperti Eropa, Cina dan beberapa negara lainnya,\" imbuhnya.