BANGKO – Pola komunikasi politik pada Pemilu 2014 telah berubah. Pemilih akan memberikan suaranya pada calon-calon yang berkarakter.
Demikian dikatakan Pengamat Politik Jambi Sayuti Una ketika dibincangi dia telepon, terkait denga pelaksanaan pemilu yang tinggal menghitung hari, belum lama ini.
“Sekarang ini bukan musimnya mengumpulkan massa di lapangan dalam jumlah besar, itu hanya akan menghamburkan dana saja. Tetapi lebih pada kampanye dengan karakter yang dibangun di hati para pemilih,” ujar Sayuti.
Menurut Sayuti, komunikasi politik selama tiga periode terakhir ini mengalami perubahan. Dua periode lalu yang muncul adalah mesin partai, sedangkan pada periode kemarin yang muncul adalah pencitraan. Jadi kata dia, jangan heran kalau ada orang yang terpilih, yang dulu di lihat luar biasa, ketika memerintah baru tahu kalau figur tersebut tak seperti pandangan sebelumnya.
‘’Sebagai contoh, DPR juga dulu (sebelum terpilih) kelihatan luar biasa, tapi akhirnya banyak yang tersandung kasus hukum, tidak terkecuali dengan di daerah,” jelasnya.
Pada periode Pemilu kali ini katanya, lebih menekankan pada karakter pribadi seseorang. Karena memiliki karakter, caleg bahkan dikatakan tidak perlu kampanye. Ada banyak orang yang akan mengkampanyekan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain itu kata dia, dengan karakter, caleg akan lebih hemat biaya, dan demokrasi juga akan menjadi lebih sehat. Bahkan dia mengatakan, jika pada Pemilu April mendatang seorang caleg tidak mempunyai karakter, maka kemungkinan terbesar yang akan terjadi adalah politik uang (money politik).
‘’Yang bisa mengalahkan money politik adalah karakter. Baliho tidak akan berbicara pada saatnya nanti. Caleg yang tidak berkarakter, tentu akan menggunakan segala cara untuk menarik simpati, bahkan tidak tertutup kemungkinan dengan politik uang,” tegasnya.
(zhf/jenn)