Kakak Beradik Tewas Terpanggang

Kamis 20-03-2014,00:00 WIB

BEKASI – Dua balita kakak beradik tewas terpanggang setelah rumah dan toko (ruko) tempat mereka tinggal dilalap sijago merah di Jalan Raya H Nausa, RT 4/1, Desa Sri Amur, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (19/3) pagi.  Sementara ibunda korban bernama Monalisa, 34, yang juga ikut terbakar sekitar 80 persen hanya bisa pasrah karena tak bisa menyelamatkan kedua anak perempuannya bernama Shiren Evelyn Angla, 5, dan adiknya Tiffani Carroline Jeanete, 4 yang tewas akibat kebakaran tersebut.

Aparat Polres Kabupaten Tangerang yang menangani kasus tersebut belum bisa memastikan penyebabnya kebakaran itu karena masih menunggu hasil Pusat Laborora Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. Sementara, untuk kepentingan penyidikan kedua jenazah korban dibawa ke RSUD Bekasi, guna otopsi.

Menurut Ruslan, 48, penjaga warung di samping lokasi kejadian, saat kejadian sekitar pukul 07.00, suami korban Tjong Kiet Khiong, 38 sedang mengantar dua anak lelakinya Steven Calvino Liwendy, 11, dan Wiliam Jonathan Liwendy, 8, pergi ke sekolah di  Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur.  ”Keluaga ini baru menempati toko dan juga dijadikan tempat tinggal itu baru satu minggu yang lalu. Jadi kami tidak tahu mereka seperti apanya,” kata Ruslan kepada wartawan, kemarin.

Sementara Tjong Kiet Khiong menyatakan sebelum kejadian dua anak perempuannya dan sang ibu sedang berada di dalam kamar yang ada di toko mebel tersebut. Ketika ingin pergi meninggalkan mereka, pintu depan toko sengaja dikunci dari luar.

Dengan tujuan si anak tidak keluar main jauh. ”Saya sengaja kunci dari luar, agar anak saya tidak keluar toko. Masalahnya istri saya stroke tidak bisa mengawasi penuh kedua anak saya yang hyperaktif,\" kata Tjong Kiet Khiong.

Hanya saja, usai pulang mengantar kedua anak lelakinya, Tjong Kiet terkejut melihat kepulan asap keluar dari dalam toko. Karena panik, Tjong Kiet langsung berteriak meminta tolong warga, dan akhirnya mendobrak pintu toko. \"Saya panik, tidak bisa membuka pintu, akhirnya saya dan warga dobrak,\" ucapnya.

Setelah berhasil masuk ke dalam, Tjong Kiet bersama warga berusaha mengeluarkan anak dan istrinya. Sayang, saat baru mau dibawa ke Puskesmas, nyawa kedua anaknya sudah tak tertolong. ”Nyawa dua anaknya sudah tidak tertolong saat baru mau dibawa ke Puskesmas,\" kata Sandi, 28, warga di lokasi kejadian.

Sandi mengaku, mendengar jeritan meminta tolong oleh Tongket. Dia bersama warga berusaha membantu korban mengeluarkan dari jebakan kepulan asap. \"Pintu toko sebenarnya dikunci oleh pak Tongket, tapi karena panik, dia kesulitan membukanya. Terpaksa kita dobrak,\" ucapnya.

Menurut Sardi, dia bersama warga tidak melihat adanya kobaran api, hanya kepulan asap saja. Sandi mengaku, usai membantu mengevakuasi korban, mobil pemadam kebakaran langsung memadamkan kepulan asap tersebut.

Terpisah, Kapolresta Bekasi Kabupaten, Kombes Ujiarto Isnaeni mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Dia masih menunggu hasil tes pulabfor. ”Kita tunggu saja hasil tes Puslabfor. Kita tidak bisa menduga-duga,\" ujarnya.

Sementara itu, petugas kesehatan Puskesmas Desa Sri Amur, dr Alam mengatakan, diduga penyebab kematian korban bukan hanya terbakar saja, melainkan keracunan akibat karbondioksida saat terjadi kepulan asap. \"Diduga korban meninggal karena keracunan karbondioksida,\" katanya.

Sampai saat ini, kasus tewasnya dua balita atas peristiwa kebakaran ini masih dalam penanganan Polresta Bekasi Kabupaten untuk ditindaklanjuti. Sedang, ibu korban Monalisa, dirujuk ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapat perawatan.

(dny)

Tags :
Kategori :

Terkait