Jauh di Bawah Demokrat 2009
JAKARTA - PDIP sebagai peraih suara tertinggi pada Pemilu 2014 kali ini harus berupaya lebih keras untuk mengelola parlemen ke depan. Sesuai dengan prediksi penghitungan kursi berdasar hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI), perolehan kursi partai yang dikomandani Megawati Soekarnoputri itu masih jauh di bawah perolehan Partai Demokrat pada 2009.
“Dengan makin kecilnya suara di parlemen daripada hasil Pemilu 2009, partai pemenang pemilu kali ini diperkirakan makin sulit mengelola koalisi dan parlemen,” kata peneliti LSI Adjie Alfaraby saat merilis estimasi jumlah kursi parlemen hasil Pemilu 2014 di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, kemarin (11/4).
Berdasar penghitungan yang dilakukan LSI, PDIP diprediksi hanya menguasai 19,82 persen kursi di parlemen. Jika estimasi perolehan kursi memiliki margin of error 5 persen, jumlahnya berkisar 106-116 kursi. “PDIP mengalami kenaikan, tapi belum sebanyak Demokrat di pemilu lalu,” tandasnya.
Kepemilikan kursi Demokrat hasil Pemilu 2009 adalah 148, atau sekitar 26 persen dari total 560 kursi yang ada. “Pasca pemilu, kekuatan sebenarnya adalah kekuatan di parlemen. Kursi ini kekuatan yang riil karena menyangkut langsung pengambilan keputusan di parlemen nanti,” kata Adjie lagi.
Prediksi penghitungan kursi itu dilakukan dengan mengadopsi ketentuan penentuan jatah kursi seperti yang diatur di UU No 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Legislatif. Misalnya, pertama ditentukan terlebih dahulu suara sah setiap partai politik dari suatu daerah pemilihan (dapil). Langkah berikutnya, menentukan bilangan pembagi pemilih dengan membagi total suara sah dari suatu dapil dengan jumlah kursi DPR yang diperebutkan di dapil tersebut.
Yang berbeda dengan penghitungan sesungguhnya, perolehan suara tiap-tiap partai yang dipakai adalah data hasil quick count. Artinya, sampel yang diambil itu representatif suara nasional. Yang juga berbeda, perkiraan suara tersebut tidak dibuat untuk setiap dapil. Karena ketersediaan data, estimasi yang dilakukan LSI hanya dibuat pada level provinsi.
“Sebagai pertanggungjawaban akademik kami, estimasi ini harus tetap dibaca dengan memperhitungkan keterbatasan dan kelemahan yang ada,” ungkapnya.
Berdasar estimasi tersebut, selain PDIP, kepemilikan kursi Partai Gerindra dan PKB di parlemen naik signifikan. Pada Pemilu 2009, Partai Gerindra hanya memiliki 26 kursi. Kini perolehan mereka meningkat tajam menjadi 63-73 kursi. Sedangkan PKB yang pada Pemilu 2009 itu meraih 27 kursi saat ini diperkirakan mendapat 46-56 kursi.
Mengapa kursi PDIP tidak sebesar Demokrat pada 2009. Padahal, perolehan suara mereka juga tidak berselisih banyak. Adjie kemudian menunjukkan data lembaganya tentang perolehan kursi partai berdasar teritori. Sebagian besar kursi PDIP dikoleksi dari Pulau Jawa, yaitu 64-74 kursi.
“Sebagaimana yang kita semua tahu, harga kursi di Jawa itu mahal. Karena itu, meski suaranya banyak, kursinya belum tentu. Ini berbeda dengan Demokrat atau Golkar yang kekuatannya relatif merata,” katanya.
(dyn/c4/fat)