Tapi, nasib mobil listrik kini kian tidak jelas. Aturan tentang mobil listrik tidak segera keluar. Sikap Bapak Presiden sendiri sudah sangat jelas: berikan dukungan yang maksimal untuk mobil listrik. Nyatanya, sulitnya bukan main.
Kini Ricky menganggur di Indonesia. Dia seperti harus menunggu Godot. Maka, dia mulai merasa hidup sia-sia. Dia ingin kembali ke Jepang. Dia tidak berani mengatakannya langsung kepada saya, tapi dari beberapa tulisan tentang Ricky di Kompasiana, saya bisa merasakan dukanya yang dalam.
Bahkan, salah seorang temannya di Jepang meledeknya dengan kalimat ini: sudah puaskah Anda hanya main-main di Indonesia\"
Saya merasa bersalah. Saya tidak akan mampu menahannya. Terutama karena masa depannya yang tidak boleh dikorbankan.
Ricky sebenarnya sangat ideal bagi saya. Selama hampir dua tahun di Indonesia, dia kerja amat keras. Sama sekali tidak menonjolkan diri sebagai seorang ahli. Dia sangat ringan kaki. Mau terjun ke bawah dan mengurus hal yang detail.
Dia tidak segan-segan ikut angkat-angkat barang. Dia mau membina dan mengajar secara telaten dan sistematis. Misalnya, mempraktikkan dan menularkan ilmu yang dia peroleh selama di Jepang.
Saya masih berharap, kalau perjuangan mobil listrik sudah jelas, kelak akan merayunya kembali untuk pulang ke Indonesia.