JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan sindiran terhadap janji-janji capres yang dianggap terlalu muluk dan tidak realistis. Ketua umum Partai Demokrat itu bahkan menyebut ada sejumlah pernyataan capres dalam kampanyenya yang dapat membahayakan kehidupan berbangsa.
\"Saya kira rakyat tidak akan memilih seorang capres, kalau tidak yakin bahwa yang dijanjikan bisa dilaksanakan, tidak terlalu muluk-muluk dan kemudian yang dilaksanakan membawa manfaat nyata bagi kita semua. Saya ambil contoh, begini ya kalau kita dengarkan janji-janji kampanye menurut saya ada yang berbahaya,\" papar SBY dalam situs jejaring sosial Youtube yang diunggah kemarin (7/5).
Dia lantas mendetailkan pernyataan salah satu capres yang menjanjikan nasionalisasi aset asing. Kata dia, janji capres tersebut sepintas memang dipandang hebat. Namun, bila didalami, isu nasionalisasi aset asing memberikan dampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
SBY memastikan tidak akan mendukung capres yang akan menasionalisasi aset asing. \"Kalau yang bersangkutan jadi presiden, semua aset asing dinasionalisasi yang perjanjiannya sudah sejak era Bung Karno, Pak Harto hingga sekarang ini, hari ini dilakukan nasionalisasi semua aset asing di Indonesia, besok kita dituntut di pengadilan arbitrase, lusa kita bisa kalah. Kalahnya itu akan memporakporandakan perekonomian kita, dampaknya akan sangat dahsyat,\" urainya.
Selain itu, SBY memberi contoh lain dari janji capres yang juga dinilainya dapat mengganggu stabilitas politik serta membalikkan sejarah. Janji yang dimaksud adalah kembali ke UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan. \"Artinya persis kembali seperti era dulu. Lantas sistem presidential murni, kemudian MPR pegang kendali pemerintahan kenegaraan, lantas pemilihannya pun menjadi tidak langsung. Itu mudah diucapkan, tapi bagaimana implementasinya, apa tidak mengganggu stabilitas politik, apa itu tidak membalik jalannya sejarah, saya tidak bisa bayangkan bahwa itu betul-betul dijanjikan dan akan dilaksanakan,\" jelas SBY. \"Saya tidak akan mendukung capres manapun yang janjinya membahayakan kehidupan bangsa kita,\" imbuhnya.
Dari uraian tersebut, SBY tampaknya mengkritisi cara kampanye capres Prabowo Subianto. Sebelumnya, Prabowo memang pernah menegaskan bahwa keamanan aset negara dan kembali ke UUD 1945. Dua hal tersebut diucapkan dalam dua forum pertemuan dengan para purnawirawan jenderal. Salah satunya, saat dirinya bertandang ke kantor DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri ABRI dan Polri (Pepabri).
SBY pun berpesan kepada para capres yang akan berlaga dalam pilpres 2014 mendatang agar tidak mudah menjanjikan banyak hal kepada rakyat. Dia menekankan sebaiknya capres tidak bermimpi menjadi superman dan sinterklas bagi rakyatnya. Artinya, seorang presiden tidak bisa melakukan apa saja seperti superman, sementara soal sinterklas, seorang presiden juga tidak bisa memberikan apapun yang diminta rakyatnya. \"Jangan pemimpin itu merasa dirinya sinterklas bisa memberi apa saja dan jangan mendudukkan dirinya sebagai superman, seolah bisa lakukan apa aja di negeri ini,\" tegasnya.
Sementara soal arah koalisi, seperti sebelumnya SBY belum bersedia buka-bukaan. Namun, dia membuka kemungkinan Demokrat membikin poros baru, jika hasil konvensi menggembirakan dan mampu menaikkan elektabilitas partainya dengan signifikan.
\"Manakala kami punya calon yang tepat dan bisa bersaing dan kemudian Partai Demokrat bisa membangun koalisi dengan yang lain, barangkali itu peluang yang kami miliki. Tapi bulan lalu saya katakana bahwa ada sejumlah opsi bagi partai Demokrat, bisa mencalonkan calonnya sendiri, bisa mendukung calon lain ataupun ada opsi tertentu, nanti kita tunggu saja satu dua minggu ini,\"imbuhnya.
(ken/agm)