JAKARTA-Kementerian Perdagangan yakin produk makanan dan minuman (mamin) Indonesia sudah layak dijual ke berbagai negara.
Tahun ini ekspor produk makanan minuman ditargetkan bisa mencapai USD 5 miliar (sekitar Rp 57,5 triliun). Angka sebesar itu meningkat 10,5-11,5 persen dibanding tahun lalu.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mencatat, nilai ekspor produk makanan minuman selama lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 8,78 persen per tahun. \"Sektor makanan minuman beberapa tahun terakhir menjadi salah satu andalan ekspor,\" ujarnya kemarin (9/5).
Salah satu cara untuk mendongkrak ekspor produk makanan minuman adalah dengan mengikuti pameran di luar negeri. Seperti yang saat ini tengah dilakukan dalam ajang Seoul Food 2014. \"Hal ini pada akhirnya membuat target ekspor makanan dan minuman olahan dapat tumbuh 10,5-11,5 persen dengan nilai USD 4,9 miliar-USD 5 miliar,\" sebutnya.
Dia melanjutkan, neraca perdagangan RI-Korea Selatan pada 2013 defisit USD 170,16 juta. Total ekspor Indonesia ke Negeri Ginseng itu mencapai USD 11,42 miliar, sedangkan impornya USD 11,59 miliar. \"Nilai ekspor produk makanan minuman Indonesia ke Korea Selatan tahun lalu mencapai USD 69,19 juta,\" tambahnya.
Korea Selatan menduduki posisi ketujuh sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dengan share 4,04 persen pada 2013. Partisipasi dalam\"Seoul Food 2014 merupakan salah satu upaya meningkatkan peluang ekspor produk pangan ke Korea Selatan. \"Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada 13\"16 Mei 2014 di Korea International Exhibition Center (KINTEX),\" tuturnya.
Tahun lalu, lanjut Nus, pameran\"Seoul Food 2014 telah diikuti 1.211 peserta dari 41 negara. Antara lain Afrika Selatan, India, Thailand, Tiongkok, Kanada, Amerika Serikat, Norwegia, Belanda, dan Jerman. \"Sebanyak 40.851 pembeli dari berbagai negara datang untuk mencari produk potensial,\" ungkapnya.
\" \" \" \" \" \"Dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita USD 33.200 pada 2013, Korea Selatan bisa membuka peluang bagi pengusaha makanan minuman Indonesia untuk mendapatkan transaksi jangka panjang sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor. \"Pameran ini bisa menjadi peluang Indonesia meningkatkan ekspor makanan dan minuman,\" jelasnya.
(wir/oki)