TIMNAS Swiss tidak terlalu rewel meminta pelayanan dari La Torre Resort. Swiss membawa dua koki sendiri dan hanya meminta hotel bintang lima itu untuk menyediakan wine dari Argentina dan Swiss. Selain itu, mereka meminta sejumlah alat permainan dipasang di kompleks penginapan pemain.
Alat-alat itu, antara lain, meja biliar, fusbal, hingga meja pingpong. \"Kami sudah memiliki itu semua. Jadi tinggal memindahkan saja,\" kata Direktur La Torre Resort Luigi Rotunno kepada Jawa Pos.
Luigi mengungkapkan, Swiss juga tidak rewel membawa bahan-bahan makanan dari negaranya. Koki sudah berkonsultasi dengan pihak hotel dan memutuskan semua bahan makanan dibeli di Brasil. Pihak hotel juga terus berkoordinasi dengan perwakilan Swiss untuk update perkembangan terakhir.
La Torre memiliki fasilitas yang memadai untuk tim besar sekelas Swiss. Mereka memiliki fasilitas bathtub untuk terapi cedera dengan air dan sejumlah fasilitas kebugaran. Untuk lapangan sepak bola tempat para pemain berlatih, La Torre memang tidak punya. Namun, Swiss akan diberi tempat di Estadio Antonio Carlos Magalhaes. Perjalanan dari La Torre menuju stadion kota tersebut sekitar 45 menit.
Jawa Pos sempat berkunjung ke Carlos Magalhaes yang terletak di tengah kota Porto Seguro Rabu (14/5) lalu. Namun, saat itu stadion ditutup karena sedang diperbaiki. Sejumlah pekerja terlihat mengecat bangunan stadion. Saat hendak masuk untuk memotret, Jawa Pos dilarang petugas keamanan. \"Silakan datang 25 Mei nanti saja,\" kata petugas keamanan. Rencananya, pada 25 Mei itu stadion tua tersebut memang akan dibuka kembali.
Swiss dan Jerman sama-sama memilih Porto Seguro untuk markas tim. Kota tersebut bakal sepi dari para fans karena harus terbang sekitar 1 jam dari kota host Salvador. Ke kota-kota host lain di sekitar Negara Bagian Bahia juga tidak terlalu jauh. Sekitar dua jam menuju Fortaleza dan Recife.
Timnas Jerman tak bakal menderita perjalanan panjang karena tiga laga fase grup mereka hanya di tiga kota tersebut. Swiss sejatinya lebih berat daripada Jerman. Sebab, mereka harus di Brasilia dan Manaus selain di Salvador. Jauhnya jarak tersebut sempat membuat pelatih Ottmar Hitzfield sampai harus mengumpulkan tim dokter untuk menyiasati pengaruh jarak terhadap kebugaran tim.
(aga)