BARCELONA-Kepastian tersebut makin nyata ketika pemain belakang Atletico Madrid Diego Godin menjebol gawang Barcelona pada menit ke-49. Barcelonakembali ketinggalan dalam perolehan poin di klasemen Primera Division. Hingga akhir, tak ada lagi gol tambahan dari kedua tim.
Kepastian tersebut adalah Barcelona gagal meraih gelar di musim 2013-2014. Itu artinya, Pelatih Gerardo Martino tak mampu meneruskan siklus kejayaan para pendahulunya di Camp Nou, markas Barca. Cap gagal makin membuat pelatih asal Argentina itu mantap mengundurkan diri dari kursi pelatih.
Benar saja, Martino mengawali jumpa pers usai laga yang berlangsung 1-1 tersebut dengan kepastian pengunduran diri. Dia segera meninggalkan klub sesegera mungkin.
\"Saya mengumumkan bahwa saya meninggalkan posisi saya sebagai manajer Barcelona. Terima kasih pada klub, presiden (Josep Maria Bartomeu), pada Sandro Rosell (mantan presiden Barca) dan (Andoni) Zubizarreta (sporting director),\" tutur martino dalam pembuka pernyataannya di jumpa pers.
Musim ini, Barca hanya sampai di perempat final Liga Champions setelah disingkirkan Atletico. Sepekan berikutnya, Barca mengalami kekalahan di final Copa del Rey dari Real Madrid. Untuk pertama kalinya, Blaugrana \"julukan Barca, tak mampu meraih satu pun gelar sejak terakhir kali pengalaman negatif itu mereka alami pada 2008-2009.
\"Maaf saya tak mampu mencapai target bersama para pemain di tim. Kami berusaha dengan seluruh yang kami miliki. Barcelona klub yang memiliki prestige hebat, dengan pemain-pemain hebat. Sebuah kehormatan menjadi manajer klub ini. Berbagai hal dan era yang hebat akan kembali bersama klub ini,\" tambahnya.
Martino mengambil alih posisi manajer sejak awal musim 2013-2014. Mantan pelatih timnas Paraguay itu menggantikan Tito Vilanova yang mengundurkan diri pada akhir musim 2012-2013. Satu-satunya gelar yang sempat dipersembahkannya adalah Supercopa Spanyol 2013.
Sejak masa kepelatihannya, pakem permainan Barcelona mengalami perubahan. Perlahan, dia meninggalkan gaya tiki-taka yang menjadi ciri khas Barcelona selama bertahun-tahun. Rata-rata penguasaan bola Barca pun menurun drastis dibanding musim sebelumnya.
Kritik akan perubahan gaya bermain itu berbanding lurus dengan kegagalan demi kegagalan di akhir musim. Kabar tergusurnya Martino pun kian santer terdengar memasuki pekan-pekan krusial. Di periode yang sama, muncul banyak kandidat pengganti yang akhirnya mengerucut pada eks pelatih Barcelona B dan Celta Vigo Luis Enrique.
Zubizaretta menilai pencapaian Barca di bawah kepelatihan Martino tak terlalu mengecewakan. Hanya saja, dia menilai Atletico lebih layak mendapatkan gelar juara Primera Division.
\"Kami harus memberikan selamat kepada Atletico. Mereka layak mendapatkan gelar juara. Kami tidak gagal dalam hal apapun. Kami bermain menghadapi lawan yang sulit dan kami memiliki kesempatan,\" ungkap Zubizarreta seperti dikutip Marca.
\"Apakah itu kegagalan? Itu kata yang terlalu berlebihan. Hanya karena kami tidak meraih gelar, bukan berarti kami gagal, Kami tak bisa mendapatkan apa yang menjadi target kami. Sekarang, kami harus bangkit setelah tak berhasil meraih gelar liga,\" tutupnya.
(ady)