Hanya sebulan lalu Adnan Januzaj mengambil keputusan besar dalam kelanjutan karir internasionalnya. Dia memilih Belgia sebagai tim nasionalnya. Padahal, berdasar aturan dia punya hak untuk memilih salah satu dari Albania, Turki, Serbia dan Inggris, selain Belgia.
Keputusan tersebut berbuah pemanggilan tim nasional Belgia beberapa pekan kemudian. Pelatih Belgia Marc Wilmots menyertakannya dalam 23 nama yang akan masuk skuad menuju Brasil. Setelah itu, laga melawan Luksemburg menjadi debutnya bersama tim nasional.
Wilmots memang tak memasang gelandang Manchester United itu sebagai starter. Dia menggantikan Eden Hazard di pergantian babak. Meski tak mencetak gol, gelandang 19 tahun itu berperan besar di tiga gol yang tercipta di babak kedua pada kemenangan 5-1 tersebut.
\"Sudah menjadi tugas saya untuk bermain satu sentuhan, melakukan dribble, dan sedikit memberikan hiburan untuk penonton. Saya tidak merasakan tekanan yang besar. Saya sudah terbiasa bermain di hadapan 80 ribu penonton di Manchester United. Saya bahagia dengan debut saya,\" ujar Januzaj sebagaimana dikutip Daily Mail.
Pujian pun datang dari Wilmots. Meski demikian, pria yang mencicipi tiga Piala Dunia dalam karirnya sebagai pemain itu meminta Januzaj untuk meningkatkan performa apabila ingin berada dalam skuad inti Belgia di Piala Dunia nanti. Itu tak lepas dari begitu dinamisnya persaingan di posisi yang ditempatinya.
\"Dia memberi kami dimensi ekstra. Tapi, dia harus banyak berusaha. Dia menghadapi persaingan yang keras,\" ungkap Wilmots.
Musim 2013-2014 bisa disebut musim penuh berkah bagi Januzaj. Di usia 18 tahun, dia mendapatkan kepercayaan dari David Moyes di lini tengah Manchester United. Meski United terpuruk, Januzaj muncul sebagai salah satu pemain yang paling berkembang di tim tersebut.
Total, dia tampil dalam 35 laga bersama United. Dari jumlah tersebut, dia mencetak empat gol dan melepaskan tiga assist. Patut dicatat, musim 2013-2014 merupakan musim debutnya di Premier League.
(ady)