JAMBI- PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Batanghari fokus membidik UMKM, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pensiunan dalam menyalurkan kredit.
Pasalnya, sektor ini dinilai sangat berpengaruh untuk menunjang kredit demi menguatkan posisi BPR Batanghari. Terbukti, hingga April tahun 2014, asset BPR Batanghari telah mencapai Rp 52,1 miliar.
Direktur Utama, PT BPR Batanghari, P. Hasurungan A. Manik ditemu Jambi Ekspres menjelaskanl, sejak beberapa tahun terakhir BPR memang memfokuskan perolehan nasabah dari pelaku UMKM.
Sektor UMKM yang termasuk didalamnya petani, pedagang, jasa- jasa infomal dan non informal memberikan dampak yang besar dalam penyaluran kredit BPR, kerena pada dasarnya lahan garapan BPR memang kesana. “Penyaluran untuk sektor ini bisa sampai dengan Rp 150 juta, namun tergantung dari agunan yang dimiliki oleh calon nasabah dan kemampuan mereka melunasi,” jelasnya.
Sering BPR dipersepsikan salah oleh masyarakat, karena menilai BPR seperti koperasi yang hanya bisa untuk meminjam saja, padahal BPR memiliki peran yang sama dengan bank pada umumnya. Untuk melakukan penyimpanan bisa sampai berapapun, hanya saja dalam penyaluran perkreditan memang ada batasannya sesuai dengan fungsi BPR untuk membantu perekonomian kecil, karena untuk itulah BPR diadakan.
Sejauh ini, sebut Manik, sebagian besar nasabah BPR Batanghari berasal dari pelaku UMKM yang ada di Kota Jambi, namun demikian tidak menutup kemungkinan dari sektor perorangan akan mengalami peningkatan. Ini dikarenakan sektor perorangan seperti dari pensiunan dan PNS juga terus digiatkan. Apalagi syaratnya cukup mudah dan system pelunasan hanya dihitung dari setengah gaji. “Khusus untuk pensiunan dan PNS kita melakukan kerjasama dengan instansi terkait, sistemnya langsung potong gaji sehingga tidak perlu repot-repot melakukan penyetoran,” jelasnya.
Manik menambahkan, tahun 2014 BPR Batanghari menargetkan realisasi penyaluran kredit bisa tumbuh sampai dengan 15 persen, angka tersebut pada dasarnya tidak terlalu besar, mengingat pada tahun sebelumnya tidak terealisasi 100 persen yang hanya 90 persen.
Dalam hal pendanaan lanjut Manik, BPR Batanghari memiliki beberpa produk seperti tabunan dan deposito, tabungan sejahtera dan tabunganku, pendanaan tersebut memiliki fungsi sama dengan perbankan pada umumnya dengan bunya yang bersaing. Pendanaan ini juga terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, sampai saat ini tumbuh hingga 18 persen berupa dana bagi hasil. “Pengamatan BPR oleh masyarakat yang sering disalah artikan, dianggap mamakai pola simpan pinjam padahal sama dengan bank lain ini yang harus terus diedukasi,” jelasnya.
Untuk mengembangkankan aset,penyaluran kredit dan pendanaan, BPR Batanghari telah membuka cabang di Muaro Bungo, yang juga telah dijamin oleh lembaga penjamin simpanan sebagaimana BPR Batanghari Kota Jambi.
(kar)