SURABAYA - Sudah banyak rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengubah wajah lokalisasi Dolly-Jarak setelah deklarasi penutupan kemarin (18/6). Realisasi rencana itu akan dimulai dengan membeli wisma-wisma yang selama ini digunakan untuk melayani bisnis esek-esek.
Namun, negosiasi pembelian wisma tersebut memang tidak mudah. Pemkot sedang mencari harga yang pas sesuai dengan nilai dari tim appraisal untuk membeli wisma di sana.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan mengungkapkan, pembelian wisma itu ditanggapi positif oleh para pemilik wisma. \"Sebab, mereka memang mendukung program pemerintah untuk mengubah wajah Dolly,\" ujarnya kemarin.
Warga juga mulai legawa atas kebijakan pemkot untuk meniadakan lokalisasi di Kota Pahlawan. Hendro menyebutkan, sudah ada lebih dari sepuluh warga yang merespons tawaran pemkot tersebut. Tapi, dia tidak mau menyebutkan nama wisma dan pemiliknya. Sebab, hal itu bisa menimbulkan gejolak di kalangan warga.
\"Lebih dari sepuluh yang datang kepada kami. Sekarang masih negosiasi harga,\" ujarnya.
Kelak wisma yang telah dibeli itu dijadikan sentra pedagang kaki lima (PKL). Rencananya, sentra tersebut dibangun sampai enam lantai. Lantai pertama dan kedua digunakan pedagang. Lantai lainnya akan dipakai untuk pelatihan warga, taman bacaan, serta balai RW. Langkah itu menunjukkan bahwa pemkot tetap peduli terhadap sumber ekonomi warga.
\"Kami ingin membangkitkan kawasan itu menjadi berbeda. Ada perubahan yang signifikan,\" ungkapnya.
Dia menunjukkan, langkah menuju perubahan itu mulai terlihat. Misalnya, beberapa warga mulai mengembangkan bisnis kue. Hendro menunjukkan bukti kue di meja tamu di ruang kerjanya.
\"Ini asli produk Putat Jaya. Kami komitmen untuk membantu memasarkan,\" tegasnya sambil memperlihatkan cap produk kue kering tersebut. Tertulis di tutup toples RW XI Kelurahan Putat Jaya, Sawahan.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Infrastruktur Bappeko AA Gde Dwi Djaja Wardhana mengungkapkan, sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW), fungsi lokalisasi akan dikembalikan menjadi permukiman. Bukan mal atau apartemen seperti anggapan yang berkembang selama ini. Bahkan, pemkot akan menambah ruang terbuka hijau (RTH) sehingga warga bisa saling bertegur sapa.
Akses menuju lokalisasi tersebut juga akan dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi warga. Karena itu, sejumlah fasilitas bakal dibangun di sana. Mulai sentra PKL, outlet usaha UKM, hingga pusat pelatihan berbasis masyarakat.
\"Treatment itu diberikan pasca penutupan sehingga aktivitas perekonomian warga tidak mati,\" ungkapnya.
Anggaran pun disiapkan. Salah satunya dalam APBD 2014. Bukan tidak mungkin alokasinya ditambah dalam APBD 2015.
Sementara itu, mulai hari ini (19/6) dana stimulan untuk para pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari disalurkan. Mereka telah diberi surat pemberitahuan untuk mengambil dana tersebut di Makoramil Sawahan. Di sana sudah ada petugas dari lembaga kesejahteraan sosial (LKS) yang mendapat transfer dana dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk membagikannya kepada 1.449 PSK.
Surat bertanggal 16 Juni yang ditandatangani Camat Sawahan Muslich Hariadi itu sampai di tangan mucikari dan PSK kemarin. Surat bernomor 005/046/436.11.11/2014 tersebut berisi jadwal pengambilan dana stimulan yang diberikan kepada PSK.