Ciptakan Lingkungan Pendidikan yang Islami

Senin 23-06-2014,00:00 WIB

JAMBI-SDN 131 Kota Jambi sama dengan sekolah negeri lainnya. Hanya saja, sekolah yang dipimpin oleh Junaida AR ini menerapkan dan menciptakan lingkungan yang Islami dalam menjalankan pendidikannya.

“Kita ingin suasana yang agamis dan Islami. Ini dilakukan untuk membangun karakter siswa yang agamis,” ujar Nazirwan, Wakil Kepala SDN 131 Kota Jambi kemarin.

            Salah satu aplikasinya adalah seragam siswa yang dihimbau untuk mengenakan seragam panjang muslim, mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Karena statusnya sekolah negeri, sudah barang tentu ada beberapa siswa non-muslim yang bersekolah di SD tersebut.

“Siswa non-muslim ini juga tidak keberatan mengenakan seragam panjang. Hanya saja mereka tidak mengenakan kerudung layaknya siswa muslim,” jelas Nazirwan lagi.

Kebijakan untuk mengenakan seragam panjang tersebut, menurut Nazirwan tidak dipaksakan. Tetapi karena orangtua sangat mendukung kebijakan positif tersebut, siswa tidak keberatan bahkan dengan senang hati mengikuti instruksi untuk berseragam panjang.

“Berpakaian panjang ini banyak kebaikannya. Salah satunya mendidik anak untuk menjaga auratnya sejak dini dan menutup kesempatan orang yang ingin melakukan perbuatan nista pada anak-anak,” sambungnya.

Selain seragam, lingkungan juga diusahakan untuk kondusif dan religius, juga dengan menghidupkan mushola kecil disudut sekolah. Bahkan setiap paginya, semua siswa berganti-gantian wajib mempraktekkan hafalan asmaul husna, surat-surat pendek, kegiatan yasinan dan saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, alunan musik islami akan mengiringi demi menciptakan suasana yang rileks dan fokus untuk belajar.

“Saat pulang sekolah siswa juga melaksanakan shalat jamaah. Ini yang membuat orang tua siswa merasa bahagia dan bersyukur, pulang sekolah anaknya sudah menunaikan shalat zuhur,” akunya.

Dihidupkannya iklim yang islami di SDN 131 Kota Jambi menurut Nazirwan adalah sebagai upaya untuk menjawab tantangan kurangnya pendidikan agama di sekolah umum.

“Pendidikan agama hanya 2 jam. Ini yang kerap dikeluhkan masyarakat dan pelaku pendidikan. Tetapi bagi kami ini bukan sesuatu yang perlu dikeluhkan. Sebagai pelaku pendidikan jadikan ini sebagai tantangan dan cari jalan keluarnya. Inilah salah satunya,” pungkasnya.

(lia)

Tags :
Kategori :

Terkait