Setuju BBM Naik, Tolak Jual Pesawat
JAMBI - Presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK, sudah mempertimbangkan sejumlah nama untuk dimasukkan ke dalam kabinetnya. Nama-nama kandidat yang akan dijadikan menteri oleh pasangan Jokowi-JK sudah bermunculan. Diantaranya dari Jambi mencuat nama Gubernur Hasan Basri Agus (HBA).
Ketika ditanya apakah ada nama dari Jambi yang dimasukkan ? Jusuf Kalla hanya tertawa kecil. Menurut dia, untuk dijadikan menteri itu harus menguasai bidangnya. “Mereka harus professional, jujur dan memiliki integritas,” akunya.
Selain itu, mereka yang akan dijadikan menteri juga harus memiliki leadershif yang baik dan bukan sembarang orang. “Kita semua pertimbangkan, termasuklah dari Jambi,” akunya. Ketika ditanya apakah masih gunakan kabinet yang lama ? JK juga tidak menjawab, dia hanya menyebut sabar dan tunggu waktunya.
“Nantilah,” pintanya. JK juga tidak berkomentar ketika ditanya apakah pada masa pemerintahannya akan merampingkan menteri-menteri. “Nantilah,” katanya lagi.
Sebelumnya mencuat nama Budi Satria Isman kelahiran Kota Sungai Penuh yang diusulkan sejumlah pengusaha menjadi Menteri Koperasi dan UMKM. Jusuf Kalla ke Jambi dalam rangka pelantikan pengurus PMI Provinsi Jambi masa bhakti 2014 - 2019. Kepengurusan lima tahun ke depan PMI Provinsi Jambi bakal diketuai Fachrori Umar yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jambi. Pelatikan dilangsungkan di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi.
Sementara terkait rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) , Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla, juga setuju dengan kenaikan harga BBM oleh Pemerintah SBY, yang diusulkan oleh Jokowi tersebut.
“Inikan masalah pilihan,” tegasnya, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di rumah dinas gubernur Jambi usai melantik pengurus PMI Provinsi Jambi. Persetujuan yang dilakukan oleh JK itu bukan tanpa alasan. Dia menilai, selama ini BBM Subsidi hanya dipakai oleh orang ekonominya lebih.
“Daripada uang Negara dipakai untuk membantu yang punya mobil, kan jauh lebih baik untuk membikin jalan untuk membikin pengairan, membantu bibit, bangun sekolah, bangun rumah sakit,” tandasnya.
Selama ini, dikatakan JK, Pemerintah masih kekurangan jalan, rumah sakit, pengairan. Kekurangan itu, menuurut dia, disebabkan terlalu banyak uang Negara yang dipakai untuk orang yang memiliki mobil. Lantas, bagaimana langkah-langkah Pemerintah terkait kenaikan BBM nanti ? JK tidak berkomentar lebih jauh, dia hanya menyebut, Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan.
“Nantilah, banyaklah, tunggu pada waktunya,” katanya pendek.
Ketika ditanya terkait usulan Politisi PDIP Maruar Sirait yang meminta presiden terpilih Jokowi untuk menjual pesawat kepresidenan yang baru dibeli pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk dijual ? JK tidak sependapat. Kata dia, pesawat tersebut tidaklah dijual.
“Baru dibeli masak mau di jual,” tegasnya. Menurutnya, Presiden sangat butuh pesawat kepresidenan untuk mengelilingi Negeri. “Kalau dijual, pakai apa Pak Jokowi, mau blusukan. Kalau setiap mau pergi nyewa pesawat, lebih mahal,” tegasnya.
(fth)