JAKARTA - Pabrikan pupuk swasta siap bersaing untuk meraup ceruk pasar produk komersial atau non subsidi. Seperti pupuk NPK, kebutuhan pada tahun ini saja mencapai 7,8 juta ton. Bahkan untuk mendukung target penguasaan pasar NPK sebesar 10 persen, Saraswanti Utama melalui divisi pupuk menimbang untuk melantai di pasar bursa.
Dirut PT Saraswanti Utama Y.N Hari Hardono mengatakan pasar pupuk komersial masih menjanjikan, terutama untuk perkebunan kelapa sawit yang jumlahnya terus bertambah tiap tahun. Kebutuhan pupuk NPK tiap tahun naik 10 persen. \"Ditambah adanya peralihan dari pupuk tunggal ke pupuk NPK yang memiliki lebih dari satu unsur harga. Apalagi infrastruktur untuk mengangkut pupuk ke kebun berat, makanya pupuk NPK jadi pilihan,\" katanya kemarin (18/9).
Tercatat, hampir 40 persen produksi pupuk NPK milik Saraswanti untuk menyuplai perkebunan kelapa sawit. Kemudian sekitar 20-30 persen ke perkebunan karet, sebesar 20 persen ke perkebunan tebu dan sisanya menyuplai kopi dan kakao. \"Makanya kami membangun pabrik di daerah-daerah yang mendekati end user, selain menjamin ketepatan waktu juga memotong biaya logistik,\" tuturnya.
Vice President PT Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik menambahkan, saat ini perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Medan, Kalimantan Tengah, Sulawesi dan Riau. Serta, peningkatan kapasitas untuk pabrik existing. Dengan demikian pada akhir tahun depan kapasitas pabrik bisa mencapai 860.000 ton.
(jpnn)