Mengikuti Kunjungan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Singapura, Malaysia dan Thailand (1)
SEBANYAK 14 Orang guru favorit Jambi Ekspres (JE) yang terpilih tahun 2014 ini dibawa study banding ke tiga negara di Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia dan Thailand. Bagaimanakah perjalanannya ?
MOHD HARAMEN dan FAUZI YOSI ESISKA, Singapura
SABTU (18/10), Guru Favorit JE dilepas keberangkatannya oleh Pimpinan Perusahaaan (PP) JE, Setya Novanto menuju tiga negara, Singapura, Malaysia dan Thailand.
Dua hari sebelumnya atau Kamis (16/10), guru-guru terbaik ini juga sudah dijamu dan dilepas oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA) di rumah dinas gubernur Jambi.
Meski delay karena kabut yang menyelimuti Bandara STS Jambi, tapi pesawat Lion Air yang membawa para guru favorit tersebut berhasil terbang dan landing dengan selamat di Bandara Hang Nadim, Batam tepat pukul 15.30 WIB. Perjalanan dari Jambi yang memakan waktu sekitar 45 menit tersebut berjalan dengan mulus. Dan para guru favoritpun bisa tersenyum.
Selama di Batam, para guru favorit ini diberi kesempatan untuk istirahat sambil melihat produk kerajinan yang ada di daerah tersebut.
Keesokan harinya Minggu (19/10) rombongan guru favorit yang diketuai Mohd Haramen (Pemimpin Redaksi Jambi Ekspres, red) baru berangkat ke Singapura dengan menggunakan kapal fery. Di Singapura, para guru selain di ajak keliling kota Singapura, juga diperkenalkan dengan budaya dan sistem pendidikan masyarakat Negeri Singa itu.
Singapura ini memiliki luas 710 km, dengan penduduk 5,3 juta jiwa. Negara ini merdeka pada 9 Agustus 1965 dari Kerajaan Inggris. Budaya penduduk di sini sangat disiplin. Sejak kecil para penduduk disini diajarkan tidak melakukan kesalahan. Bagi para pelancong juga diwajibkan ikut aturan negara setempat.
‘‘Bagi yang membuang sampah sembarangan didenda minimal 300 dollar Singapura. Dan yang membuang botol minuman sembarangan didenda 500 dollar,’‘ terang Lokal Guide Tour, Jamil sambil mewin-win rombongan guru favorit.
Untuk sistem pendidikan sendiri, enam tahun di SD, 2 tahun di SMP (Junior College), dan 4 tahun di SMA. Bagi calon mahasiswa yang pintar diberi kesempatan kuliah di Universitas.
Sedangkan yang kemampuannya standar-standar saja, diarahkan ke politeknik.
‘‘Biaya pendidikan di sini cukup mahal, tetapi ada sistim kontrak di mana mahasiswa cukup membayar 50 persen, tapi harus dinas di Singapura minimal 3 tahun,’‘ ucap Jamil.
Setelah seharian keliling Singapura, para rombongan guru favorit pukul 15.00 WIB di bawa ke Kedubes Singapura.
Disini para rombongan guru favorit diperkenalkan dengan sistem pendidikan di Singapura. Sistem pendidikan disini berbeda dengan Indonesia. Bahkan dari tingkatan PAUD, bahasa inggris permanen diajarkan sebagai bahasa pengantar. Kemudian Saint, lalu matematika. ‘‘Pendidikan disini no 1 dari negara-negara lain,’‘ ungkap Atase Pendidikan di KBRI Singapura, Ismunandar.
Untuk akreditasi pendidikan, sekolah di singapura tidak menerapkan sistem akreditasi. Tetapi, lebih kepada penekanan daya saing dan kompetisi masing-masing lembaga pendidikan.
‘‘Bagi pemerintah disini, yang terpenting bagaimana implementasi sekolah berprestasi. Sekolah mana yang paling banyak prestasinya, itulah yang terbaik,’‘ ungkap bagian penerangan KBRI, Mohammad Alamsyah.
Menurutnya, untuk mendapatkan sekolah terbaik, orangtua rela pindah rumah. ‘‘Sekolah disini berlomba-lomba untuk berprestasi,’‘ ujarnya.
Sedangkan syarat untuk menjadi guru, harus lulus S1 dan selesai ikut pelatihan guru selama 6 bulan. Gaji awal seorang guru 3000 dollar.