Harga BBM Naik Bulan Ini

Kamis 06-11-2014,00:00 WIB

 \"Pasokan sampai hari ini aman. Stoknya cukup 16 hari untuk premium dan 19,8 hari untuk solar. Stok itu setiap hari ada tambahan di tangki-tangki kami. Baik yang dihasilkan di kilang maupun dari impor. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi, menimbun dan membeli berlebihan,\" ungkap Hanung.

 Hingga akhir Oktober 2014, realisasi penyaluran BBM bersubsidi oleh Pertamina mencapai 39,07 juta kl. Angka tersebut mencapai 86,1 persen dari alokasi kuota BBM bersubsidi untuk Pertamina. \"Itu terdiri atas penyaluran 24,92 juta kl premium atau 85,1 persen dari kuota, sedangkan realisasi penyaluran solar mencapai 13,38 juta kl atau 88,2 persen kuota,\" jelasnya.

 Dengan kondisi saat ini, lanjut dia, overkuota BBM bersubsidi dipekirakan mencapai 1,9 juta kl pada akhir tahun. Namun, jebolnya kuota tersebut bisa ditekan jika pemerintah menaikkan harga pertengahan bulan ini. Sebab, kenaikan harga BBM biasanya membuat pola konsumsi BBM masyarakat berubah.

 \"Jika harga BBM naik pertengahan November, prognosa kami turun dari 1,9 juta kl menjadi 1,6 juta kl. Kebanyakan dari konsumsi premium yang biasanya beralih ke BBM nonsubsidi,\" ungkapnya.

 

Waktu Tepat

 Sementara itu, pengamat energi Ibrahim Hasyim menyatakan, saat ini memang momen yang tepat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, harga BBM secara keekonomian sedang turun seiring turunnya harga minyak mentah Indonesia (ICP). Buktinya, rata-rata ICP Oktober diumumkan turun menjadi USD 83,72 per barel. Angka itu terjun bebas dengan selisih USD 11,25 jika dibandingkan dengan rata-rata September senilai USD 94,97 per barel.

 \"Secara hukum ekonomi, memang harusnya begitu. Dengan begitu, selisih harga antara BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi bisa lebih kecil. Kalau dinaikkan, akan terjadi disparitas yang tipis sehingga masyarakat menengah ke atas pun berpindah mengonsumsi BBM nonsubsidi,\" jelasnya.

 Menurut dia, selisih harga Rp 2 ribu per liter diakui sudah cukup efektif untuk menjaga kuota BBM agar tidak jebol. Setidaknya, hal tersebut bakal membuat penyelundup BBM bersubsidi berpikir dua kali. \"Pasar minyak mentah dunia saat ini sudah stabil. Negara Timur Tengah yang dulu bisa memainkan harga sekarang sudah mendapat penyeimbang, yakni Amerika Serikat (AS),\" ujar pria yang menjadi anggota komite Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas itu.

(owi/bil/ken/c5/kim)

Tags :
Kategori :

Terkait