Jokowi : Berteman, Tak Rugikan Indonesia

Senin 17-11-2014,00:00 WIB

JAKARTA - Setelah melakukan lawatan perdana ke luar negeri selama sembilan hari, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan, kemarin (16/11) tiba di tanah air. Pesawat Kepresidenan RI yang ditumpangi Jokowi dan rombongan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 19.30 WIB. Menyambut kedatangan Presiden, tampak Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) beserta istrinya Veronica Tan dan jajaran para menteri Kabinet Kerja.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengenakan kemeja batik berwarna merah marun, sementara Iriana tampil cantik dengan kebaya berpotongan modern berwarna oranye dipadu dengan selendang berwarna senada dengan kemeja Jokowi. Sesaat setelah kedatangannya, Jokowi dan rombongan segera bergegas pergi menuju Istana. Tampaknya, Jokowi ingin segera beristirahat.

Namun, sesaat sebelum mendarat Jokowi menyempatkan menggelar press conference di dalam pesawat. Terkait lawatan pertamanya ke luar negeri, Presiden RI ketujuh itu mengaku tidak canggung sama sekali. \"Biasa aja,\" kata Jokowi.

Presiden 53 tahun itu menegaskan, sekalipun dirinya baru pertama kali menghadiri forum-forum internasional, Indonesia tidak lantas dipandang sebagai pendatang baru. Dalam forum-forum tersebut, nama Indonesia sudah dikenal luas. \"Mereka respek dengan negara kita. Karena selalu saya sampaikan, Indonesia negara muslim terbesar dan negara demokrasi terbesar. Demokasi dan Islam bisa berjalan di Indonesia. Artinya itu brand buat mereka (negara-negara dalam forum internasional),\"paparnya.

 Jokowi memaparkan pemerintah Indonesia memang harus mengikuti forum-forum internasional, untuk mengetahui arah perkembangan ekonomi global, ke depan. Namun, dia menegaskan, bukan berarti Indonesia akan mengikuti seluruhnya. Dia menekan, kepentingan nasional tetap akan didahulukan.

\"Supaya arah ekonomi global kita ikuti supaya kita tidak keliru. Tapi pada akhirnya kepentingan nasional harus didahulukan. Sehingga, forum bukan penentu. Kita sampaikan terutama negara-negara berkembang, harus diberikan peluang fleksibilitas. Jangan harus dipaksa ikut konsensus tertentu. Bisa rugi kita,\"jelasnya.

Untuk itu, Jokowi pun mengaku siap \"kenceng\" ketika kepentingan Indonesia, terancam atau dirugikan.\" \"Karena beberapa komoditas harus kita masukan agar tak dirugikan, ini yang harus kita perjuangkan. Kita harus kenceng. Nggak bisa kita ikut pertemuan tapi dirugikan,\"tegasnya.

Jokowi mengakui, politik luar negeri Indonesia, tidak berubah. Masih bebas aktif, dimana Indonesia membuka diri dan berteman dengan semua negara. Namun, dia menekankan, pertemanan tersebut harus membawa keuntungan bagi Indonesia. \"Berteman dengan semua negara, manfaat sebesar-besarnya harus dirasakan oleh rakyat. Jangan banyak teman, tapi dirugikan, ngapain. Banyak teman ya harus banyak untung,\"paparnya.

Dalam lawatan ke luar negeri kemarin, di sela-sela kegiatan tiga forum internasional, yakni KTT APEC, KTT ASEAN dan G20, pihaknya menyempatkan, melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan negara, sekaligus berkenalan dengan mereka. Diantaranya dengan Presiden RRT Xin Jin Ping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

Ketika ditanya siapa yang paling akrab dengannya, jawaban Jokowi cukup mengejutkan. Bukan pemimpin negara barat seperti Obama atau Putin, Presiden asal Solo itu justru merasa akrab dengan Presiden RRT Xin Jin Ping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. \"Kelihatannya Presiden Xin Jin Ping dan Perdana Menteri Abe (Shinzo Abe). Ya nggak tahu (kenapa akrab), tapi memang sering ngobrol kok,\"imbuhnya.

(Ken)

Tags :
Kategori :

Terkait