BUMI Newmont Baru

Kamis 27-11-2014,00:00 WIB

JAKARTA- Perusahaan tambang milik grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunggu momen kembalinya harga emas ke level terbaik agar bisa mulai menggarap proyek tambang terbaru di Gorontalo, Sulawesi. Tambang emas dan tembaga itu disebut-sebut sebagai the new Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan sudah siap digarap.

                 Direktur and Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, mengatakan tambang terbaru di Gorontalo berdasarkan hasil eksplorasi sangat kaya dengan cadangan yang bahkan bisa melebihi Newmont. \"Sangat kaya. Berapa angka detilnya nanti akan kita paparkan. Entah berapa lama akan bisa dieksploitas. Ya selama Newmont itu, mungkin lebih,\" ungkapnya di sela Public Expose BUMI di Jakarta, kemarin.

                 Kandungan di dalamnya terutama emas dan tembaga. Tambang itu akan digarap anak usaha BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sebagai pemilik 80 persen saham PT Gorontalo Minerals (GM). Sebesar 20 persen sisanya dimiliki PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

                 Dileep mengatakan butuh modal sebesar USD 48 juta untuk memulai proyek di Gorontalo itu. Melihat kekayaan dan potensinya, pendanaan bisa didapatkan secepatnya. Namun, kata dia, ada pertimbangan lain saat ini yang membuat perusahaan perlu menghitung ulang yaitu tren penurunan harga emas dan tembaga.

       \"BUMI memungkinkan kasih USD 48 juta ke BRMS untuk mulai proyek itu. Masalahnya harga emas dan tembaga setahun atau dua tahun terakhir (turun). Kami butuh dua tahun atau dua tahun setengah untuk mendapatkan harga kembali dan meningkatkan profit. Jadi butuh waktu untuk memulai proyek ini,\" ulasnya.

       Dari target yang sudah ditetapkan bersama BRMS, kata Dileep, tambang Gorontalo itu akan mulai produksi pada 2017. \"Kita sudah dapatkan komitmen dari China untuk di EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Nanti ada transfer teknologi di situ,\" terusnya.

                 China Nonferrous Metal Industry\"s Foreign Engineering & Construction (NFC) dimaksud Dileep adalah perusahaan asal Tiongkok yang sudah menyatakan ketertarikan dengan penandatanganan Letter of Intent dengan BRMS belum lama ini.

                NFC selain akan membantu dalam hal teknis penambangan juga akan membantu mendapatkan pendanaan untuk proyek itu dan mencarikan calon pembeli untuk jumlah volume yang akan diproduksi nantinya.

                 Hasil estimasi SRK Consulting Pty Ltd, Perth, Australia, tambang Gorontalo seluas 36.070 hektar di kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sulawesi, itu memiliki sumberdaya mineral Cu-Au dari prospek sungai Mak dan Cabang Kiri sejumlah 292 juta ton bijih dengan kadar rata-rata 0,50 persen Cu dan 0,47 g/t Au.

(gen)

 

Tags :
Kategori :

Terkait