JAKARTA- PT Astra Aviva Life (Astra Life) resmi beroperasi. Perusahaan patungan antara PT Astra International Tbk (ASII) dengan Aviva International Holdings Ltd itu langsung menargetkan tembus lima besar di industri asuransi jiwa Indonesia dalam jangka pendek.
Grup Astra bergerak cepat dalam memasuki bisnis asuransi dimulai pada Januari 2014 saat kedua perusahaan itu menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat kemudian mengantongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 13 Agustus 2014. \"Kami optimistis menjadi perusahaan asuransi jiwa terdepan yang dapat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia,\" kata Presiden Direktur Astra Life, Philip Willcock, saat peresmian perusahaan di Jakarta, kemarin.
Philip menyadari saat ini industri asuransi jiwa di Indonesia sudah dihuni oleh 50 perusahaan. Namun penetrasi pasarnya masih sangat kecil karena baru 1,7 persen dari total populasi masyarakat negara ini. \"Maka peluang untuk tumbuh masih sangat besar. Didukung dengan terus meningkatnya masyarakat ekonomi kelas menengah,\" ucapnya.
Dalam jangka pendek, Philip menargetkan Astra Life bisa merangsek naik ke jajaran papan atas dan diyakini tembus lima besar industri asuransi jiwa Indonesia. Modalnya, kata dia, pengalaman 300 tahun Aviva di industri itu dan keunggulan grup Astra selama 57 tahun di Indonesia pada berbagai bidang industri terutama otomotif.
Dari sumber daya yang dimiliki grup Astra saja cukup kuat untuk menopang entitas baru ini. Konglomerasi itu memiliki 183 perusahaan memekerjakan 218.127 karyawan. Saat ini, Astra juga melayani 10 juta konsumen setiap tahunnya. \"Kita akan lakukan distribusi multichannel business sebagai kunci sukses di distribusi. Tentu saja menawarkan multiproduk juga,\" tekadnya.
Wakil Presiden Direktur Astra Life, Audie A Wiranata, mengatakan tahap pertama pihaknya menawarkan 11 produk dan dianggap cukup untuk memulai persaingan. \"Setiap perusahaan asuransi adalah saingan kami. Masih banyak potensi yang bisa digali,\" yakinnya.
Astra Life akan menjalin sinergi dengan yang ada di grup Astra termasuk dengan PT Bank Permata Tbk (BNLI) selain juga sudah menjalin kerjasama dengan 12 bank lainnya. Saat ini, kata Audie, pihaknya sudah memiliki 400 nasabah sebagai bawaan dari nasabah Aviva sebelumnya.
Presiden Komisaris Astra Life, Gunawan Geniusahardja, enggan menyebut berapa nilai investasi yang akan dikucurkan sebagai dukungan menembus target lima besar itu. Yang pasti, kata dia, besaran Risk Based Capital (RBC) alias rasio kesehatan perseroan ditargetkan 1.800 persen. \"Di industri kan minimal RBC itu 120 persen syaratnya. RBC ini kan ukuran untuk melihat kuat atau tidaknya perusahaan asuransi dibandingkan aset,\" kelitnya.
Kepemilikan saham antara Aviva dengan Astra di Astra Life, kata Gunawan, porsinya sama 50 berbanding 50. Komposisi itu akan berupaya terus dipertahankan dalam jangka panjang. \"Sebab kita melakukan joint venture itu dengan dua pertimbangan. Pertama visi, misi, dan strategi jangka panjang dan di situ kita memiliki kesamaan untuk mengembangkan asuransi jiwa di Indonesia. Kedua, creating value. Ada dua kekuatan yang bisa dipadu oleh kami dalam bisnis ini,\" ulasnya.
(gen)