Perdagangan RI-ASEAN Defisit

Senin 05-01-2015,00:00 WIB

Ganti Petral, ISC Segera Buka Tender Minyak

JAKARTA- Indonesia masih membutuhkan impor minyak untuk menjaga stok BBM nasional. Setelah Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dilumpuhkan Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM), peran itu digantikan Integrated Supply Chain (ISC) PT Pertamina. Bulan ini ISC ditargetkan sudah menggelar tender impor minyak.

       Senior Vice President ISC Pertamina Daniel Purba mengatakan, proses peralihan dari Petral ke ISC terus dimatangkan. Termasuk aturan hukum pelaksanaan tender. Apalagi, era baru ini sudah tidak ada batasan untuk mengimpor minyak dari national oil company (NOC) saja.

       Seperti diberitakan, Tim RTKM merekomendasikan kepada ISC supaya membuka kesempatan kepada semua pihak termasuk trader untuk ikut tender. \"Sedang disiapkan semuanya. Termasuk pembenahan prosedur di Pertamina. Mudah-mudahan Januari sudah mulai,\" ujarnya.

       Menurut dia, harapan baru disematkan pada ISC setelah Petral divonis tidak transparan oleh Tim RTKM. Daniel memastikan bakal menjaga integritas dan transparansi saat proses impor berlangung. Seleksi ketat terhadap peserta tender diharapkan bisa membuat proses nanti lebih baik.

       \"Akan diseleksi ketat. Seperti punya kredibilitas, fasilitas, bukan trading company yang sembarangan. Jadi secara alamiah akan mengurangi mata rantai dan menjadi lebih efisien,\" jelasnya. Selama ini, lanjut Daniel, dalam sebulan Petral bisa membawa masuk BBM antara 8-10 juta barel.

       Sementara itu, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya akan melakukan reposisi dari Petral ke ISC secepatnya. Namun, tidak bisa langsung ada perubahan karena dilakukan secara bertahap. Pertamina masih perlu memilah mana yang urgent untuk segera dilakukan perubahan.

       \"Action yang sudah dilakukan penyegaran manajemen. Kita akan berdiskusi dengan manajemen baru untuk mendisain, reposisi, supaya jadi the real global trading company,\" terangnya. Setelah proses peralihan, Dwi berharap Petral bisa menjadi mata Pertamina untuk memahami kondisi bisnis trading internasional.

       Proses itu juga berdampak pada 55 mitra Petral. Menurut mantan Dirut Semen Indonesia itu, tidak serta merta mereka menjadi mitra ISC. Pihaknya melakukan evaluasi mendalam untuk mereview lagi kontrak-kontrak yang sudah terjalin dengan Petral sebelum memberi keputusan. Dia memastikan aspek legal tetap dihormati.

       \"Apakah kontrak itu bisa berlangsung atau perlu di-review. Tapi tetap, kuncinya menghormati aspek legal,\" jelasnya. Itulah kenapa dia mengaku belum tahu pasti berapa national oil company (NOC) yang akan tetap menjadi mitra. Termasuk ada tidaknya perubahan persyaratan untuk bisa bermintra dengan ISC.

(dim/oki)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait