JAKARTA-Perbankan pelat merah terus mencetak untung besar. Sepanjang 2014 lalu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) misalnya, membukukan laba hingga Rp 24,2 triliun, atau bertumbuh 14,35 persen dari tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang sebesar Rp 21,16 triliun.
Perseroan pun membukukan earning per share (EPS) sebesar Rp 981 per lembar saham, atau lebih besar Rp 858 per lembar saham (yoy). Namun demikian, akselerasi profit itu cenderung stagnan dari 2013 yang juga tumbuh 14,2 persen dari laba 2012.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirut BRI Asmawi Syam mengatakan, pertumbuhan perseroan masih cukup positif di tengah pengetatan ekonomi oleh Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah. Kinerja perusahaan ditopang oleh performa penyaluran kredit yang meningkat, khususnya pada bisnis UMKM.
Menurut Asmawi, bisnis mikro BRI masih memiliki porsi terbesar mencapai 31,25 persen atau sebesar Rp 153,25 triliun dari total kredit mencapai Rp 490,41 triliun. Jumlah outstanding kredit sepanjang tahun lalu naik 13,88 persen (yoy) atau Rp 57,79 triliun dari Rp 430,62 persen pada 2013.
\"Pembiayaan mikro BRI sendiri tumbuh 16 persen pada 2014 jika dibandingkan dengan 2013. Jadi ini mengindikasikan bisnis kredit UMKM masih prospektif. Kami akan fokus pada segmen ini,\" papar Asmawi kemarin (26/1). Saat ini, total nasabah kredit mikro BRI mencapai 800 ribu nasabah. \"
Di tengah agresivitas penyaluran kredit, perseroan menjaga tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), yang sebanyak 1,69 persen. Sedangkan secara spesifik, NPL gross mikro BRI terjaga pada angka 1,12 persen.
Di samping itu, untuk menjaga kemampuan penyaluran kredit (loan to deposit ratio/LDR), BRI juga mencatat kenaikan dana pihak ketiga (DPK) hingga 23,45 persen (yoy) pada 2014. Yakni mencapai RP 600,40 triliun. Sehingga, rasio kredit terhadap DPK sebesar 81,68 persen per akhir Desember 2014. \"Ini menunjukkan fungsi intermediasi BRI masih berjalan dengan optimal,\" paparnya.
Sementara itu, untuk mengoptimalkan jaringan dan pemanfaatan teknologi guna mendukung pertumbuhan bisnis perbankan, maka transaksi e-channel dan e-banking terus didorong. Kinerja bisnis BRI melalui pertumbuhan fee based income pada 2014 mencapai Rp 6,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2013 sebesar Rp 4,9 Triliun telah meningkat 24,9 persen.\" Hal ini didukung oleh pertumbuhan signifikan dari fee based income yang berasal dari transaksi e-banking, yang tercatat meningkat 71,5\" persen (yoy).
(gal/agm)