Ditutup Presiden, KUII VI Keluarkan 7 Rekomendasi

Kamis 12-02-2015,00:00 WIB

  JOGJA - Agenda lima tahunan yang mempertemukan umat Islam, Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI, resmi berakhir kemarin (11/2). Penutupan KUII dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Inna Garuda Hotel Jogja, tempat kongres digelar.

  Dalam KUII VI ini menghasilkan tujuh rekomendasi yang kemudian disebut sebagai Risalah Jogjakarta. Selain itu, peserta KUII juga mengamanahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membentuk badan pekerja sebagai pengawas ketujuh rekomendasi itu.

  \"Bulan depan, badan pekerja (BP) Insya Allah terbentuk,\" ujar Ketua Umum MUI Prof Dr Din Syamsudin usai penutupan kongres kemarin.\"

  Din menegaskan, untuk mengawal ketujuh rekomendasi itu, BP akan berada di dalam struktural MUI. Berbeda dengan KUII III, IV, dan V yang merupakan gabungan dari ormas Islam. Alhasil, badan bekerja itu tak bisa mengawasi implementasi dari rekomendasi KUII.

  \"Badan pekerja ini yang nanti akan mengawal dan menyampaikan rekomendasi kepada seluruh stakeholder yang ada,\" imbuh Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.\"

  Berdasarkan hasil musyawarah, ada tujuh poin rekomendasi. Ketujuh rekomendasi itu adalah:

1. Menyeru seluruh komponen Umat Islam bersatu padu, merapatkan barisan, mengembangkan kerja sama strategis ormas, partai politik untuk menguatkan Indonesia yang berkeadilan dan berperadaban.

2. Kedua, menyeru penyelenggara negara, dan kekuatan nasional, akhakul karimah, meninggalkan menghalalkan segala cara.

3. Menyeru penyelenggara negara berpihak kepada masyarakat kelas bawah, ekonomi kerakyatan. Menata ulang SDA, meniadakan regulasi dan kebijakan yang bertentangan konstitusi.

4. Menyeru memberdayakan diri, meningkatkan kapasitas SDM ekonomi. Meningkatkan kaum perempuan terlibat di ekonomi.

5. Mewaspadai, menghindari budaya yang tidak sesuai dengan umat Islam. Pergaulan bebas, peningkatan pendidikan akhlak di sekolah dan keluarga dan uswah khasanah. Menyerukan pemerintah untuk menghentikan regulasi yang membuka pintu lebar-lebar budaya.

6. Menyatakan keprihatinan, tata ruang landscape daerah meninggalkan keislaman. Meminta penyelenggara negara menata ulang regulasi landscape.

7. Dengan keprihatinkan kehidupan umat Islam di Asia yang menjadi korban diskriminatif, meminta negara yang bersangkutan dan menyeru pemerintah memberikan bantuan.

    Presiden Joko Widodo dalam ?pidatonya menjelaskan, Indonesia bisa menjadi role modele negara muslim di dunia. Sebab, dengan kondisi penduduknya yang terbesar menganut agama Islam, Indonesia sangat menjunjung tinggi untuk saling menghargai.

  \"Toleransi kita sangat baik,\" ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan.\"Mantan wali kota Solo ini menambahkan, pilihan umat Islam yang selalu memilih jalan tengah, merupakan bukti dari kedinamisan Indonesia. Ini menjadi nilai lebih di tengah kondisi negara muslim di dunia yang tengah berkecamuk. \"Saling menghormati kita sangat baik,\" tandasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait