Fasum Perum Subsidi Jangan Diabaikan
JAMBI – Perkembangan ekonomi Jambi direspons positif para pengusaha termasuk developer. Pihak pengembang perumahan menargetkan untuk membangun 1.000 rumah mewah di Jambi sepanjang tahun 2015 ini. Disamping juga rumah kelas menengah dan rumah bersubsidi.
\"Dari sisi target kita tahun ini ada peningkatan salah satunya untuk SLPT atau rumah subsidi. Target tahun ini 5. 000 unit untuk rumah subsidi, total realisasi Provinsi Jambi baik pengembang atau perseorangan di 2014 hanya 1. 300 unit,\" katanya.
Lalu apakah pihaknya optimis target itu akan tercapai? Dia menyatakan optimis. \"Kita optimis ketika kerjasama dari beberapa pihak yang bersangkutan soal perizinan untuk legalnya dan soal infrastruktur,\" ungkapnya.Ditanya, daerah terfavorit bagi pengembang untuk membangun perumahan dan daerah mana yang kurang dilirik, Reimon tak bisa memastikan. Sebab menurutnya, pengembangan wilayah perumahan tak memandang lokasi. Apalagi untuk pengembangan perumahan subsidi.
Diuraikannya, perumahan itu sendiri dibagi dalam 3 tipe. Diantaranya, rumah subsidi, rumah menengah dan rumah mewah. \"Yang ditarget 5000 adalah rumah subsidi dan itu butuh sinergi DPD REI Jambi dengan pemerintahan. Kalau rumah subsidi itu program pemerintah yang kita jalankan,\" ungkapnya.
Disampaikannya juga, disamping target rumah subsidi sebanyak 5. 000 unit di 2015, untuk rumah tipe menengah serta mewah juga diberikan target. \"Rumah menengah itu targetnya 2500 unit dan rumah mewah sekitar 1000 unit,\" sebutnya.
Terkait syarat untuk pembelian rumah, khususnya di perumahan, dia menerangkan, ada bermacam-macam. Pembelian rumah sendiri bisa dilakukan dengan cara cash atau dengan KPR (kredit, red). \"Nanti langsung ke pihak perumahan atau pengembang dan membayar dengan syarat yang diberikan masing-masing developer,\" ungkapnya.
\"Kalau dengan KPR syaratnya standar lah sesuai dengan macam-macam developer mensyaratkan cara pembayaran berbeda. Namun syaratnya sama, paling data diri, data penghasilan, data pekerjaan. Pembayaran untuk pembelian itu bisa dilakukan ke bank pemberi kredit. Itu kan ada macam-macam bank dan hampir semua bank bisa,\" terangnya.
Lalu berapa persen uang muka yang perlu dibayarkan calon pembeli untuk membeli dengan KPR? Dia juga tak bisa memastikan. \"Macam-macam. Jadi ada developer menerapkan strategi marketing macam-macam. Mulai dari 0 persen, bisa 10 atau 20 persen. Itu tak bisa disamakan. Tapi kalau untuk rumah subsidi itu DP-nya 10 persen,\" ujarnya.
Disamping itu, sebelum melakukan pembangunan perumahan, piham pengembang juga harus sudah mengantongi izin agar pembangunan tak dipersoalkan. \"Ke depan memang perlu sinergi yang lebih harmonis antara pengembang dan pemerintah agar target pembangunan tercapai. Karena dalam hal ini untuk provinsi Jambi kita minimal harus membuat 15 ribu unit itu yang harus dikejar. Syaratnya tentu kalau mau bangun perumahan urus izinnya dulu dan lokasinya sudah ada baru dibangun ,\" bebernya.
Dia menerangkan juga, sampai saat ini banyak pengembang yang tak terdata oleh asosiasi. \"Kita berharap pengembang yang ada bisa bergabung ke asosiasi baik itu REI, Apeksi dan yang lainnya. Sehingga rencana itu bisa disinergikan dengan rencana Pemda untuk pengembangan kawasan,\" imbuhnya.
Lalu apakah ada batasan bagi pengembang untuk membangun perumahan dalam satu kali pembangunan? Dia menyatakan tak ada. Namun rata-rata pengembang membangun dalam satu perumahan paling tidak sebanyak 40 hingga 60 unit.
\"Kalau membangun dibawah 15 unit baru disebut pengembang. Kalau lebih dari itu baru bisa dikatakan pengembang. Berdasarkan Perwal itu yang diatas 15 unit harus mengurus izin perumahan dan mengantonginya,\" katanya.
\"Rumah yang dibangun dalam satu kompleks misalnya macam-macam. Luas perumahan itu kan beda-beda. Apalagi rumah subsidi, rumah menengah dan mewah itu kan beda-beda dan itu relatif. Indeksnya itu lebih kurang 40-60 unit dalam satu kali pembangunan,\" jelasnya.
\"Sekarang PR kita untuk mendukung program pusat kita berkomitmen kejar 5000 unit dan bagaimana caranya agar 5000 unit ini bisa terealisasi untuk rumah subsidi. Kalau rumah menengah dan mewah itu tergantung pasar dan permintaannya tidak diatur,\" pungkasnya.