Ditodong Pistol, Dibawa ke Bayung Lincir
Pelaku Minta Tebusan Rp. 120 Juta
JAMBI – Hati-hati melepas anak gadis jalan dengan seorang lelaki, meskipun sudah dikenal. Jika nasib lagi apes, teman lelaki tersebut bisa jadi musuh bagi keluarga.
Hal inilah yang dialami mahasiswi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Jambi, ITS (25). Gara-gara termakan rayuan Wawan, ITS diajak jalan-jalan ke Angsoduo. Tapi ditengah perjalanan, mobil yang membawanya malah diarahkan ke Bayung Lincir. Dan akhirnya, ITS jadi korban penyanderaan. Mahasiswi jurusan kebidanan tersebut disandera selama tujuh hari di sebuah pondok kecil. Pondok tersebut berada di perkebunan karet di Bayung Lincir, Sumsel. Tak hanya itu, selama dalam perjalanan dari Jambi ke Bayung Lincir, ITS-pun ketakutan karena ditodong pistol.
Kapolresta Jambi melalui Kapolsek Telanaipura Kompol Doni Wahyudi membenarkan kejadian tersebut.
‘’Penculiknya adalah teman kakaknya sendiri,’’ tutur Doni.
Dijelaskan Doni, drama penculikan ini terjadi karena kakak korban tak kunjung membayar hutang pada penculik. Akibatnya, pelaku menyuruh orang menyandera ITS dan meminta uang tebusan.
\"Sekarang korban sudah kembali kepada keluarganya. Dan dua orang pelaku sudah diamankan,\" kata Doni.
Doni menyebutkan, pelaku mendapatkan korban berkat kerja sama dengan saudara korban sendiri. Dimana dia menjemput korban atas nama ITS (25) itu di rumahnya.
‘’Korban diajak ke Angsoduo, ditengah perjalanan malah dibelokkan ke Bayung Lincir,’’ terangnya.
Selama tujuh hari disana, lanjut Doni, pelaku terus berkomunikasi dengan keluarga korban. Dimana pelaku meminta tebusan uang tunai sebanyak Rp 120 juta. Karena keluarga tidak mempunyai uang sebesar itu, disepakati hanya Rp 85 juta. Dan itu dibayar melalui transfer.
\"Keluarga korban belum menyetorkan itu, keluarga maunya uang disetorkan langsung tunai dan serah terima dengan korban,’’ ucapnya.
Tapi, sebelum disetor, lanjutnya, keluarga melapor ke pihak kepolisian. Dan pihaknya langsung menjemput korban.
\"Sebelum ditangkap, korban dibawa ke perkampungan ditempatkan di rumah keluarga pelaku. Sementara pelaku lari, dan hanya dapat dua orang,\" lanjutnya.
Sementara dua pelaku yang ditangkap, Wawan dan Defri mengaku hanya disuruh oleh bosnya. Dan bos-nya tersebut terlibat hutang piutang kepada kakak kandung korban.
\"Aku jugo baru kenal dengan orang itu. Dio yang merencanakan ini semua, sebab dio punyo utang dengan kakak korban, dan aku sebagai jaminan disano,\" imbuh Wawan.
Ditanya apakah ia mengetahui hutang apa yang dilakukan oleh kakak korban ? Wawan juga tidak begitu tahu. Sebab, dalam hal ini dirinya hanya sebagai jaminan oleh kakak korban sebelum hutang belasan juta itu ditebus. Sementara pelaku lainnya hanya ikut menemani aksi penculikan itu.
\"Aku dak tau apo-apo bang. Aku diajak Wawan,\" kata Defri. Dari pantauan di Polsek Telanaipura Jambi, tampak kedua pelaku berbelit- belit saat ditanya sejumlah wartawan.
(Cok)