Lebih Dekat dengan Ridwan, Mantan Atlet Lari Provinsi Jambi
Siapa bilang menjadi seoarang atlet tidak memiliki prospek yang menjanjikan. Apabila ditekuni dengan kiat yang baik dan benar, maka masa depan juga akan menanti. Hal inilah yang dirasakan oleh Ridwan (38) seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jambi. Bagaimanakah kisah hidupnya?
FAIZARMAN
SAPAAN hangat begitu terasa akrab ketika harian ini mencoba berkunjung ke ruang kerja Ridwan di kantor Dispora Provinsi Jambi, Senin (16/2) kemarin. Tidak butuh waktu lama, pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat ini mulai bercerita dan berbagai tentang kisah hidupnya.
Terlahir dari keluarga sederhana memang menuntut anak dari pasangan bapak Ibrahim dan Ibu Siti ini untuk melalang buana mencari pekerjaan untuk masa depannya. Dengan bermodalkan izajah SMA, ditahun 1996 ia memutuskan untuk hijrah dan mengadu nasib ke Kota metropolitan, Jakarta. Hampir beberapa pekerjaan kasar dilakoninya saat itu.
Walaupun demikain, rupanya tuhan masih menyimpan kebaikan dan membuka pintu rizki untuk pria kelahiran 3 Februari 1977 ini. Berkat bakat dan keahlian yang dimilikinya semasa dibangku sekolah, dia memutuskan untuk bergabung mengikuti latihan lari di club atletik Fajar Mas murni yang berlokasi di Stadion Madya Senayan. \"Keputusan merantau memang waktu itu sudah menjadi tekad, mau bagaimana lagi tuntutan ekonomi,\" ujarnya.
Meski masih tergolong amatiran, namun Ridwan tidak mudah patah arang. Berlatih dengan giat membuatnya berlahan tumbuh menjadi atlet lari berbakat. Puncaknya, ditahun 2001 ia diajak oleh bapak angkatnya M Ali Asri, PNS di Dinas Kehutanan Kabupaten Batanghari untuk mengikuti Porprov (Porda) Provinsi Jambi.
Ternyata memang hasilnya positif, berkat kegigihannya, suami dari Jumarnis ini berhasil mencatatkan prestasinya. Tiga medali emas dan satu perunggu berhasil diraihnya dinomor berbeda. \"Emas saya peroleh dinomor 1500 meter, 5000 meter dan 10000 meter. sedangkan perunggu di nomor estapet 4x400 meter,\" ucapnya.
Atas prestasinya ini ia akhirnya di honorkan oleh Pemkab Batanghari di Dinas Kehutanan. Sejak saat itu dia memutuskan untuk menetap di Jambi. Setelah mengikuti Porprov, prestasi Ridwan ini menggaung. Ia akhirnya di dilirik oleh KONI Provinsi Jambi untuk untuk untuk memperkuat cabor atletik. Hasilnya juga positif, mewakili Jambi di pekan olahraga wilayah (Porwil) di Lapmpung tahun 2003, ia mengantarkan Jambi meraih satu emas dan dua perunggu. Namun lain halnya di PON, meski tidak berhasil meyabet medali, namun ia bertengger diperingkat ke 6.
\"Kalau di PON persaingannya tentu berbeda, karena pesertanya se Indonesia. Tapi di Porwil saya dapat emas dinomor 1500 Meter dan perunggu di nomor 5000 dan 10000 meter,\" terang ayah dua anak ini.
Benar kata pepatah, siapa yang menanam ia yang akan menuai. Betapa tidak, atas prestasinya kini ayah dari Niswa Nur Hasanah pantas menikmatinya. Dia akhirnya resmi diangkat menjadi seoarang PNS ditahun 2007 di Kabupaten Batanghari dan dipindah tugaskan ke Dispora Provinsi Jambi pada 2013 kemarin.
\"Saya merasa sangat bersyukur sekali, walau sebagai pegawai bisa tapi saya merasa senang dan masih bisa menyalurkan hoby,\" katanya.
Meski tidak lagi menjadi seorang atlet, namun ia adalah seorang pelatih atletik Jambi. Bahkan karena cintanya kepada dunia olahraga, ia juga merupakan seorang sport massage untuk atlet Provinsi Jambi. Berkat keahliannya, tidak jarang dia dilibatkan sebagai kontingen Provinsi Jambi diberbagai Kejuaraan Regional maupun Nasional. \"Saya satu-satunya sport massage Jambi yang saat ini mempunyai sertifikat pelatihan,” tuturnya.
Bahkan melaui Sports massage yang ditekuninya ini dia bisa mengantongi rupiah demi rupiah. Sports massage adalah jenis terapi pijat yang menstimulasi sirkulasi darah dan kelenjar getah bening. Sports massage dibutuhkan bukan hanya oleh atlet (profesional dan amatir) tapi juga oleh mereka yang memiliki aktivitas non olahraga.
\"Tidak hanya atlet, banyak pejabat yang sudah saya pijat, ketua PSSI Johar Arifin, Waka Polda, Sekda Provinsi. Tapi rencananya mau mijat pak Gubernur nih,\" celotehnya dengan sedikit goresan tawa kecil dibibirnya.
\"Memang nasib itu tidak pernah ada yang tau, tapi yang pasti tetap bersyukur dan mencintai apa yang sudah menjadi pekerjaan kita,\" pungkasnya. (*)