Anggrek Macan/Gramatuvilum Spesiosum Terbesar di Dunia
Ratusan populasi anggrek terdapat di hutan gambut yang berlokasi di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi. Namun, ada satu yang menarik perhatian, yakni Anggrek Macan. Ini adalah jenis anggrek yang diklaim terbesar di dunia dan populasinya kian langka. Anggrek jenis ini baru ditemukan di hutan anggrek Muarojambi.
SYARIFUDDIN NASUTION
KAWASAN hutan anggrek di Muarojambi, berada di tiga desa, yakni Desa Jambi Tulo, Desa Bakung dan Mudung Darat. Ratusan jernis anggrek terdapat dalam hutan tersebut. Hutan dengan luas lebih dari 200 hektare itu, berbentuk rawa. Ini juga menjadi habitat flora dan fauna lainnya.
Saat Harian Pagi Jambi Ekspres mengunjungi hutan itu, terdapat satu jenis anggrek yang menarik perhatian. Ialah anggrek macan yang daunnya berwarna hijau. Bunga dari anggrek ini berbentuk seperti loreng macan. Kuning masak, bercampur dengan warna cokelat. Dari itulah disebut namanya anggrek macan.
Ketua Gerakan Muarojambi Bersakat (GBM), Adi Ismanto, mengungkapkan, saat ini dirinya bersama temannya tengah berusaha keras untuk menyelamatkan anggrek yang kini populasinya terancam punah.
“Kami selalu menjaga kelestariannya sejak beberapa tahun yang lalu. Anggrek jenis ini hanya ditemukan di hutan anggrek ini,” ujar Adi, kepada Jambi Ekspres.
Namun, kini beban Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pelestarian anggrek ini, bertambah berat. Bagaimana tidak, ratusan hektar habitat anggrek itu nyaris hangus akibat kebakaran yang melanda kawasan itu. Dirinya bersama 20 anggota lainnya, serta dibantu masyarakat setempat bahu membahu dalam memadamkan api.
Saat ini, untuk tetap melestarikan anggrek tersebut, dirinya dan rekan-rekannya melakukan penangkaran di samping rumahnya yang berlokasi di Desa Jambi Tulo. Di tempat tersebut, ada sekitar 20 rumpun anggrek yang dijejerkan dan dimasukkan ke dalam pot berwana hitam.
“Anggrek macan ini memang cukup terkenal dan terbesar di dunia. Jenis anggrek ini merupakan habitat asli Indonesia, yakni di Kabupaten Muarojambi, dan Kalimantan,” sebutnya.
Hanya saja, anggrek yang berada di dekat rumahnya itu tidak pernah berbunga. Menurutnya, anggrek macan tersebut akan berbunga jika berada di habitat aslinya. “Ya, inilah anggrek macan sebelumnya Saya mengambil beberapa anggrek macan untuk sampel untuk diteliti. Tapi sampai sekarang belum berbungan sejak 6 tahun lalu,” Cerita ayah dua anak ini.
Kendati demikian, dirinya terus mengembangkan anggrek tersebut. Bahkan diberikan kepada orang yang ingin merawat. Ini tentu bertujuan agar tetap berkembang dan tidak punah. Pria kelahiran 8 Juli 1980, mengungkapkan, dirinya ingin pemerintah terlibat dalam pelestarian anggrek ini. Tidak hanya anggrek macan, tetapi juga dengan jenis lainnya.
Saat ini, habitat anggrek tersebut berada diambang kemusnahan. Sebab, api yang sejak satu bulan yang lalu melalap ratusan habitat anggrek tersebut masih gagah perkasa melalap pepohonan dan lainnya. Terlebih lagi, pihak terkait dalam hal ini terkesan membiarkan. Tidak ada usaha untuk memadamkan api.
Kata Adi, masyarakat setempat beserta anggota GBM bahu membahu untuk memadamkan api. Ia sangat berharap jika pemerintah ikut terlibat. Tentu hanya satu tujuan, untuk menyelamatkan habitat anggrek yang menjadi kekayaan alam di Muarojambi dan satu-satunya penangkaran anggrek di Sumatera.