Mendampingi Perjalanan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Negeri Tirai Bambu (4)

Sabtu 17-10-2015,00:00 WIB

‎Keesokan harinya, tepatnya kemarin, kami mengunjungi Hangzhou Xuejun High School‎, sekolah setingkat SMA milik pemerintah setempat. Kehadiran kami disambut oleh‎ Public Relation, Miss Pan. Dijelaskan Pan, sekolah ini mulai berdisi sejak 1958 lalu, ini sekolah nomor satu di Hangzhou.

‎\"Sekolah ini memiliki 1.700 siswa, setiap tingkatnya ada 12 kelas. Satu kelas siswanya 50 orang. Yang sekolah disini, untuk kelas satu dan dua gratis, kelas tiga bayar,\" terangnya.

Olahraga menjadi salah satu perhatian sekolah ini, sekitar pukul 10.00 waktu setempat bertepatan dengan kehadiran kami di sini, semua siswa dikumpulkan disebuah lapangan besar.

 \"Setiap hari mereka olahraga lari, selama setengah jam,\" tutur Pan. Serasa berkeliling melihat fasilitas sekolah Miss Pan menyebutkan, siswa di sekolah tempat ia bekerja ini masuk mulai pukul 7.20 sampai jam 5 sore. Malam masuk lagi untuk belajar sendiri-sendiri tanpa guru mulai jam 6.00 sampai jam 9.00. \"Kelas satu dan dua, Sabtu Minggu tidak belajar, kelas tiga, mulai Sabtu sore dan Minggu libur.

Walaupun libur, mereka tetap diberikan tugas di rumah,\" tukasnya. 

Di sekolah ini para guru tidak menggunakan seragam, mereka menggunakan pakai bebas. Hanya siswanya yang diwajibkan menggunakan pakaian seragam. Usai berkeliling, kami langsung di bawa ke aula dan disambut oleh Kepala ‎Hangzhou Xeujun High School, Mr Huang. \"Selamat datang kepada kawan-kawan dari Indonesia yang mengunjungi sekolah ini. Bapak ibu datang ke sekolah ini makanya hari ini sinar mataharinya terang sekali,\" sambutnya dengan menggunakan Bahasa Mandarin.

Menurutnya, siswa-siswa yang masuk di SMA ini dipilih dari siswa terbaik ditingkat SMP se-Hangzhou. Jebolan sekolah ini bisa masuk ke universitas terbaik di China. 

\"Sekolah di sini proses belajar mengajarnya ada persamaan seperti Indonesia, seperti setiap tahunnya ada ujian umum ‎seperti UN di Indonesia. Dalam satu tahu ada dua semester,\" terangnya. Dikatakannya, setiap hari setidaknya ada dua rombongan dari sekolah lokal yang berkunjung ke sini, mereka datang dari berbagai provinsi. Minggu depan banyak dari eropa yang akan datang. \"Dari Indonesia baru ini yang pertama,\" katanya.

Sekolah ini juga mengutamakan pelajaran di bidang olahraga. Setiap satu cabang olahraga dipegang oleh satu guru. Jadi tak heran banyak menghasilkan atlet.

\"Siswa di sini kalau olahraga di seluruh provinsi di China itu nomor satu. Sekolah mengutamakan siswa agar tetap sehat,\" ujarnya.

\"Waktu pertama masuk sekolah, calon siswa ditanya minat dan bakatnya apa, nanti diarahkan. Jadi siswa kita hobi apa, ada guru khusus yang mengajar,\" sambungnya.

Selain itu, dalam hal siswa, sekolah ini mengutamakan penduduk sekitar, siswa miskin dibantu dan siswa yang pintar mendatangi rumah penduduk miskin untuk diajarkan pelajaran sekolah. 

‎            Mengenai proses pembelajaran, sekolah-sekolah di Hangzhou juga punya kurikulum nasional. \" 80 persen menggunakan kurikulum nasional, 20 persen kreasi guru sendiri‎. Siswa juga diberi tugas rumah. Dalam proses belajar mengajar, siswa lebih banyak bicara dari pada guru,\" tandasnya.

Usai melakukan kunjung di sekolah, kami dibawa untuk melihat perkebunan teh. Menariknya, untuk menuju kebun teh yang terletak di daerah berbukit ini, bus yang kami tumpangi tidak perlu mendaki ke puncak bukit untuk sampai di lembah seberangnya. Karena ada dua terowongan yang menembus bukit ini. ‎Sesampai di kebun teh hijau yang terkenal di Hangzhou, kami langsung menikmati makan siang. Kemudian baru berkeliling melihat kebun teh dan proses pembuatan teh hijau hingga bisa dikonsumsi. (***)

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait