Tiga Mahasiswa Dilarikan ke RS
JAMBI – Kemarin, (20/10) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi di kantor Gubernur Jambi. Aksi demo yang dilakukan berujung ricuh antara massa dan kepolisian yang mengakibatkan tiga mahasiswa luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher.
Koordinator aksi demo, Novan, ketika ditemui di RS mengatakan, kericuhan bermula ketika mahasiswa berniat menyegel kantor Gubernur Jambi. Namun dihalangi Polisi yang mengamankan jalannya aksi.
“Kami mau segel kantor gubernur, tapi dihalangi polisi, di situlah kami dipukul-pukul, tiga kawan kami semuanya luka parah di kepala dan bibir,” kata Novan.
Novan mengatakan, tiga mahasiswa yang mengalami luka hingga banyak mengeluarkan darah itu terkena pukulan tongkat Polisi yang berjaga. Tiga mahasiswa yang menjadi korban itu ialah Ilham,mahasiswa Ushuluddin mengalami luka di kepada dan harus mendapatkan lima jahitan. Kemudian Hasbullah, mahasiswa Tarbiyah Bahasa Inggris terluka di kepala. Sedangkan Deden terluka di bagian bibir. Novan juga dipukul oleh angota Polisi, namun tidak mengalami luka-luka.
“Satu orang mahasiswi juga pingsan tadi pas terjadinya bentrok “ ungkap Novan. Sebelum bentrok, mahasiswa berorasi dan mengkritik satu tahun kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-JK yang dinilai belum mampu mensejahterahkan rakyat. Pendemo meminta dan mendesak pemerintahan Jokowi-JK untuk segera menstabilkan nilai tukar rupiah. Menolak impor pangan dan wujudkan kedaulatan pangan serta cabut izin perusahaan pelaku pembakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.
Selain itu, pendemo juga meminta pemerintah memberikan akses pendidikan tinggi seluas-luasnya untuk masyarakat tidak mampu dan memperkuat pendidikan agama dan pendidikan Pancasila di setiap level pendidikan. Tidak hanya itu, mahasiswa juga meminta pemerintah mewujudkan kedamaian beragama, di mana negara harus menjamin hak beragama setiap warga negara dan mengusut tuntas kasus atas nama agama khususnya di Tolikara, Papua dan Singkil, Aceh. Puluhan mahasiswa PMII itu juga minta pemerintahan Jokowi-JK segera menurunkan harga BBM, batasi tenaga kerja asing serta hilangkan arogansi aparat keamanan. \"Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Indonesia harus diatasi dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan bersifat jangka panjang,\" kata pendemo.
Untuk langkah kedepan yang akan di ambil PMII atas tindakan represif pihak kepolisian, Novan menegaskan akan melakukan aksi demostrasi yang lebih besar lagi, dengan mengajak PMII yang berada di tingkat Kabupaten. Selain itu, akan melapor ke Polda Jambi atas tindak kekerasan yang dialami rekan-rekannya. “Kita disini mengeluarkan aspirasi, bukan melakukan kejahatan,” tandasnya.
Kapolresta Jambi AKBP Bernard Sibarani langung menuju RS melihat tiga orang korban itu. Tampak Kapolresta Jambi berdiskusi berdikusi dengan massa yang melakukan aksi. “Saya dari Polda langsung kesini untuk melihat langsung,” tegasnya.
Dia menyesalkan kejadian tersebut. Bentrok antara mahasiswa dan aparat tidak harus terjadi. Dihadapan massa di RS, dia berjanji akan mencari anggota Polisi yang melakukan pemukulan.
“Saya tidak bisa menyebut siapa yang benar dan siapa yang salah. Kedua belah pihak akan dikonfirmasi,” pungkasnya.
(dez/cok)