p-Walhi Sumbar Siapkan Tempat Pengungsian untuk Warga Jambi dan Riau
JAMBI – Becana kabut asap yang disertai debu, terus menghantui wargta Jambi. Memasuki bulan ketiga, penderita ISPA, diare dan pnemonia terus berjatuhan.
Rata-rata yang menjadi korban asap ini adalah balita. Anak yang tidak berdosa tersebut harus menanggung dampak dari pembakaran lahan yang menguntungkan pribadi dan korporasi.
Kabid Pengendalian masalah Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Jambi, Nur Indrayeti, mengakui jika penderita ISPA pada Agustus hingga September merupakan balita, jumlahnya sekitar 40 persen dari keseluruhan jumlah penderita.
’’Itu kita lihat dari data Agustus dan September. Untuk Oktober belum ada data rinciannya, karena perincian kita lakukan satu bulan sekali,” ungkapnya Kepada harian ini kemarin (22/10).
Dijelaskannya, penderita ISPA Pada Oktober ini sudah mencapai 6.717 orang, itu baru dihitung pada dua minggu awal Oktober ini. Dirincikannya, pada minggu pertama terdata ada 3.600 penderita dan minggu kedua ada 3.117. Namun jika dibandingkan dari Minggu keeempat Septemper ada peningkatan, dimana jumlah penderita ISPA pada Mingu ke empat September sebanyak 3.453.
”Jika dilihat pada dua minggu terakhir ini, ada sedikit penurunan,” ungkapnya.
Ada sejemlah kasus terhadap balita akibat kondis asap ini, seperti Nabilla yang belakangan ini dikabarkan meninggal disebabkan kabut asap. Namun pihak Dinas Kesehatan Kota Jambi tidak membenarkannya. Kata Nur Indrayeti, Nabilla itu meninggal bukan semata-mata karena asap, ada penyakit yang sudah ada pada dirinya yakni Pnemonia, sehingga dari penyakit tersebut nalita menjadi lebih sensitif terkena udara buruk. Pada Jumat lalu, ada juga kasus yang menimpa Diego, Balita berumur 7 bulan, yang harus dirawat 5 hari dirumah sakit, juga terkena Pnemonia. Tapi saat ini kondisi Diego tersebut sudah membaik. Terkahir ada Ratih, Balita yang berumur 3 bulan, saat ini sedang terbaring di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi yang sedang dirawat Intesinf. Dijelaskan Nur Indrayeti, Balita bernama Ratih tersebut di diagnosa terkena Bronchopneumina (BP), yang penyebabnya adalah Bakteri.
”Penderita penyakit ini, sangat sensitif dengan udara buruk, apalagi kabut asap ini. Dengan penyakit yang diderita Balita tersebut diperparah oleh kondisi asap saat ini,” jelasnya.
Dari Data Dinas Kesehatan Kota Jambi, pada Januari penderita ISPA sebanyak 12.261, Februari 11.671, Maret 10.204, April 10.927, Mei13.243, Juni 11.510, Juli 7.644, Agustus 9.470, September melonjak menjadi 16 466. pada awal Oktober saja penderita ISPA sudah mencapai 6.717 jiwa.
Sedangkan Penderita Diare, pada Januari 1.629, Februari 928, Maret 909, April 904, Mei 1.012, Juni 1.106, Juli 989, Agustus 1.288, dan September juga terjadi peningkatan 2.363, pada 2 minggu awal Oktober sudah mencai 1.136 penderita.
Untuk penderita Pnemonia pada Januari 131, Februari 114, Maret 131, April 89, Mei 123, Juni 165, Juli 119, Agustus 153 dan September mencapai 173. sementara untuk 2 muinggu awal Oktober ini penderita Pnemonia mencapai 83 Jiwa.
Musri Nauli, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonsia (WALHI) Provinsi Jambi, sangat mengkhawatir kondisi asap yang semakin parah ini. Kata Dia, Balita yang paling rentan terkena dampak asap ini, seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
”Seharusnya pemerintah sudah harus memikirkan Strategi Evakuasi untuk balita, ibu hamil dan lansia. Mereka yang paling rentan dengan kondisi asap pekat ini,” Katanya.