JAMBI – Tahun 2016 mendatang, pemerintah daerah (Pemda) dihimbau agar menjaga pengelolaan APBD supaya tidak lagi terjadi defisit. Karena dampak defisit tersebut, berimplikasi kepada sektor pembangunan.
‘’Hasrat membuat proyek tinggi, harus dibarengi dengan upaya meningkatkan PAD,’’ ujar pengamat ekonomi, Dr Pantun Bukit.
Menurutnya, proporsi sumber dana APBD dari PAD saat ini terlampau kecil. Hanya sekitar 10 persen. APBD lebih banyak didanai dana perimbangan.
‘’Nah ketika kontribusi Migas berkurang, pemda kelabakan,’’ terangnya.
Pemda sebutnya, harus betul-betul mengecek kembali dana perimbangan. Supaya tahun berikutnya tidak kecolongan.
Seperti diketahui pada tahun 2015 ini beberapa daerah mengalami defisit anggaran. Seperti Muarojambi defisit Rp. 6 Miliar. Kerinci Rp. 50 miliar. Tanjabar juga mengalami defisit yang lebih parah.
Amri Swarta, Sekretaris DPRD Kerinci mengatakan, pada umumnya di APBD Perubahan 2015 tidak ada penambahan anggaran. Malah di APBD Perubahan anggaran Pemkab Kerinci mengalami defisit. \"Tidak ada penambahan anggaran untuk pembangunan fisik. Paling hanya pergeseran anggaran,\" ungkapnya.
Defisit yang dialami Pemkab Kerinci di APBD Perubahan mencapai Rp 50 miliar. Karena defisit ini, Bupati bersama tim TAPD mengambil kebijakan pemotongan anggaran per SKPD 5 sampai 10 persen.\"Kebijakan Bupati dan TAPD setiap SKPD dipangkas dananya,\" tandasnya.
Namun, di APBD Perubahan 2015, ada sisa dana DAK 2014 untuk pembangunan di Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan BP4K. \"Sisa dana DAK ini stand by di rekening Pemkab. Kegiatannya harus dilaksanakan,\" jelasnya.(
Dari Kabupaten Muarojambi dilaporkan Bahwa Berdasarkan hasil ketok Palu APBDP Tahun 2015 ini Pemkab Muarojambi mengalami Desifit atau pengurangan, namun jumlahnya tidak signifikan yaitu hanya sebesar 6 Miliar.
Defisit anggaran ini disebabkan pengurangan Dana Bagi Hasil (DBH) yang seharusnya diterima Pemkab harus dialihkan kepada anggaran Dana Desa sebagai tindak lanjut UU yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
‘’Dengan kondisi ini, maka seluruh SKPD merasakan dampak dari Defisit tersebut, dimana banyak kegiatan rutin yang akan dipangkas atau tidak dijalankan pada tahun 2015 ini, dananya dialihkan untuk anggaran Desa’’ujar Sekda Muarojambi, Drs H Imbang Jaya.
Dampak turunnya harga minyak dunia, berimbas APBD yang diterima Pemkab Tanjabtim. Akhirnya Pemkab pun mengalami defisit sebesar Rp 109 miliar.
\"Inilah keseluruhan defisit yang yang kami alami, setelah adanya penerimaan dari dana penyesuaian seperti PAD dan DAK,\" kata Kepala DPKAD Tanjabtim, Nusirwan
.(yos/dik/era)