\'Mereka membawa Shalalda dengan kursi roda yang mereka bawa. Mereka lantas keluar dari ruangan dan melarang siapa pun memberikan pertolongan medis kepada pemuda yang terbaring di lantai (Abdallah Red),\' terang Shawar.
Di tempat terpisah, Bilal mengungkapkan, saat itu Abdallah selesai berwudu untuk menunaikan salat. Begitu Abdallah keluar dari kamar mandi, salah seorang anggota pasukan IDF yang menyamar memintanya berhenti dan lantas memberondongkan peluru ke tubuhnya.
\'Dia dibiarkan berdarah di lantai. Mereka juga memukul saudara saya di bagian kepala lantas membawanya pergi,\' ujar Bilal kepada Reuters TV.
Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awad mengutuk tindakan pasukan IDF tersebut. Dia menuding IDF telah mengeksekusi Abdallah. Padahal, pemuda itu hanya menunggui Shalalda yang dirawat di rumah sakit. \'Komunitas internasional harus melakukan intervensi untuk melindungi rakyat kami dari mesin pembunuh Israel,\' tegas Jawad.
Lembaga HAM yang terdiri atas tenaga medis di Israel juga mengutuk tindakan tersebut. Mereka meminta pasukan IDF tidak lagi menyerang rumah sakit. \'Sekali lagi, pasukan keamanan Israel telah melanggar perlindungan khusus dan menyerbu rumah sakit serta fasilitas medis. Dengan melakukan hal itu, mereka telah menempatkan pasien, staf rumah sakit, dan pengunjung dalam bahaya,\' ujar organisasi tersebut.
Israel membenarkan adanya serangan di rumah sakit tersebut dan mengakui adanya penembakan. Namun, mereka tidak mengungkap secara terperinci. Juru bicara militer Israel menyatakan, Shalalda, Bilal, dan Abdallah dikenal sebagai mata-mata Hamas.
Pasukan IDF memang kerap melakukan operasi penyamaran di Tepi Barat. Pasukan yang diterjunkan umumnya fasih berbahasa Arab dan berpakaian seperti penduduk setempat. Bulan lalu mereka juga menyerbu salah satu rumah sakit di Tepi Barat, tetapi tidak sampai ada penembakan yang menghilangkan nyawa.
Sejak awal Oktober lalu, hubungan Israel dan Palestina memang kembali tegang. Penduduk Palestina dan Arab Israel melakukan penusukan di berbagai tempat. Karena dilakukan perorangan dan tidak terorganisasi, pasukan Israel sulit mengantisipasi. Sejauh ini, sudah ada 12 penduduk Israel yang tewas karena ditusuk maupun ditembak, sedangkan di pihak Palestina ada 76 orang tewas.