Kuliah Umum
Sebelum mengunjungi Gentala Arasy dan Mall WTC Batanghari, SBY bersama Istri, Ani Yudhioyono, terlebih dahulu mengisi kuliah umum di Balairung Universitas Jambi (Unja). Para mahasiswa ini sangat antusias ingin mengikuti orasi ilmiah yang disampaikan SBY, bahkan mahasiswa telah menyemut satu jam sebelum kedatangan SBY bersama rombongan.
Dengan menggunakan setelan jas berwana abu-abu berpadu dasi warna coklat, SBY naik keatas panggung sebagai orator, dan menyapa para mahasiswa, sontak mahasiswa membalas sapaan SBY dengan riuh gembira.
“Mahasiswa adalah calon pemimpin, bisa pemimpin Jambi, pemimpin Indonesia, bahkan bisa menjadi pemimpin dunia, Insyallah,” ujar SBY mengawali pembukaan orasi ilmiahnya.
Tak mau membuang waktu, SBY langsung masuk kepada materi yang akan disampaikannya kepada para audience yang hadir. Ia menyampaikan bahwa ada empat pokok bahasan yang akan dipersentasekannya.
“Pertama, kita akan membahas perkembangan dunia dan Indonesia. Indonesia menuju 2045 yang merupakan eranya para mahasiswa ini untuk maju atau bahkan sudah memiliki peranan dalam pembangunan nasional, juga ada ekonomi Indonesia masa depan, yang terakhir yakni green economy dan pembangunan berkelanjutan masa depan,” ujar SBY.
Ketua Umum DPPDemokrat ini juga menjelaskan prediksinya terhadap perkembangan global, mulai dari jumlah penduduk dunia yang saat ini mencapat 7,3 Miliar (M) jiwa, akan mengalami peningkatan menjadi 9 sampai 10 M ditahun 2050. “Kebutuhan dasar seperti makanan dan persediaan air akan meningkat 60-70 persen, sementara bumi dan sumber daya pangan mengahadapi tekanan,” kata SBY.
Sementara itu saat ini, sambungnya, 27,4 persen atau 2 M jiwa merupakan penduduk miskin, sekitar 1 M jiwa, adalah orang-orang dengan perut yang lapar.
”Ada bangsa yang kelebihan pangan, ada juga yang kekurangan pangan, sedangkan harga pangan dunia sering tidak stabil, bahkan kerap melonjak,” imbuh SBY.
Masuk ke pokok pembahasan ekonomi Indonesia, SBY menjelaskan tantangan yang dihadapi negeri ini. ”Pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi tekanan sosial dan ekonomi, juga dibarengi dengan kebutuhan dasar manusia yang meningkat secara signifikan. Indonesia juga telah rawan terhadap bencana alam, dan man made disasters tidak dapat dibiarkan menjadi persoalan baru,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan ini, kata SBY, maka perlu pemikiran dari para pemimpin guna mencapai tranformasi Indonesia. Contohnya yang selama ini menggunakan sistem otoritarian harus menuju demokrasi, sistem sentralistik menuju desentralisasi, dan pandangan nasionalistik menuju pandangan yang seimbang (inward-outward looking).
“Juga yang selama ini ekonomi berbasis SDA menuju ekonomi yang berbasis industri, jasa, teknologi dan SDM,” ujarnya.
Terakhir, SBY mengatakan pendekatan keamanan harus menjadi pendekatan penegakan hukum. “Sehingga stabilitas politik bisa selaras dengan ketertiban umum,” ujarnya.
Kehadiran SBY di balairung Unja, selain di damping sang istri Ani Yudhoyono, juga tampak mantan Mendikbud, M Nuh, dan cagub sang petahana Hasan Basri Agus, tentunya Aulia Tasman, Rektor Kampus Pinang Masak juga turut mendampingi SBY.
Usai menyampaikan orasi, SBY beserta rombongan telah diagendakan untuk menyapa masyarakat Jambi yang ada di Jembatan Pedestarian dan Gentala Arashi, namun saat hendak bertolak dari Unja, Ribuan masiswa mengahadang SBY.
Ternyata para mahasiswa ini hendak menyalami ketua umum partai Demokrat ini, tak hanya bersalaman, mahasiswa juga mengajak SBY untuk ber-selfi-ria.