SUNGAI PENUH – Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sungaipenuh, Herman Muchtar-Nuzran Joher tidak puas dengan pelaksanaan Pilkada Sungaipenuh. Pasangan nomor urut 2 ini akan melaporkan segala bentuk dugaan kecurangan ke Panwas Sungaipenuh hari ini (12/12).
Kepada para pendukung dan simpatisan yang sejak sore kemarin (11/12) berkumpul di kediaman Herman Muchtar di Dusun Baru, Herman-Nuzran menyampaikan, setelah melihat hasil perhitungan suara dan proses pelaksanaan pemungutan suara, pihaknya menemukan bukti bahwa penyelanggaraan Pilkada tidak professional, penuh dengan kecurangan dan menguntungkan incumbent.
Diduga telag terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis dan massif disetiap tahapan oleh incumbent dengan mengerahkan PNS, honorer, pejabat eselon II. Selain itu terjadi kelebihan suara antara total suara sah dan tidak sah Pilgub Jambi dengan Pilkada Sungaipenuh. Di mana suara sah dan tidak sah Pilgub sebanyak 50.520, sedangkan suara sah dan tidak sah Pilwako sebanyak 41.421. Ada selisih 901 suara.
“Hal ini dibuktikan dengan kasus yang terjadi di TPS 1 Desa Koto Beringin, Hamparan Rawang. Diindikasikan ada surat suara palsu atau dicetak secara illegal,” ujar Nuzran Joher.
Tidak hanya itu diduga juga terjadi pembukaan kotak suara tanpa pemberitahuan dan izin saksi paslon di 4 kecamatan. Kemudian adanya indikasi penggelembungan suara khususnya di Kecamatan Tanah Kampung dan Kumun Debai serta Kecamatan Pondok Tinggi.
“Juga terjadi eksodus pemilih illegal atau pemilih siluman yang bukan penduduk Kota Sungaipenuh,” sebutnya.
Pihaknya menyayangkan penyelenggara pemilu baik, KPU, PPK, Panwas maupun Panwascam yang tidak tanggap dengan kecurangan yang ada. Bahkan, laporan pelanggaran kampanye yang dilaporkan ke Panwas tidak ditanggapi. “Terkait kecurangan ini kami minta pihak terkait untuk mengusutnya,” tegasnya.
Meski demikian, belum terfikir membawa permasalahan ini ke MK, karena menunggu keputusan resmi KPU. “Kita belum berpikir ke MK,” imbuhnya.
Herman Muchtar menambahkan, sudah dua hari massa berkumpul di kediamannya. Mereka tidak menerima kekalahan jagoannya di Pilkada Sungaipenuh. “Mereka (massa, red) tidak kita undang, mereka tidak menerima kekalahan, mereka histeris,” sebutnya.
(dik)