Untuk meningkatkan kinerja legislasi, Ade menyatakan akan intensif melakukan komunikasi dengan 10 fraksi di DPR. Komunikasi tidak harus dilakukan secara formal dengan melakukan rapat. Ade berjanji akan menyiapkan pendekatan yang berbeda dalam hal komunikasi.
‘’Saya akan membiasakan satu tradisi baru dengan makan siang atau makan malam bersama seluruh pimpinan fraksi untuk koordinasi,’’ ujarnya.
Jika ada RUU yang lama penyelesaiannya, Ade bisa meminta masing-masing pimpinan fraksi untuk mengingatkan anggotanya, dengan meningkatkan kinerja. Selain itu, peningkatan legislasi bisa dilakukan dengan mengurangi intensitas kunjungan kerja keluar negeri.
‘’Kunjungan kerja luar negeri sebaiknya dikurangi, waktunya bisa digunakan untuk legislasi, termasuk juga efisiensi anggaran,’’ ujarnya.
Dalam paripurna DPR penutupan masa sidang ke-2 tahun 2015-2016 kemarin, Fadli Zon membacakan surat pergantian antarwaktu Ketua DPR, dari Setya Novanto kepada Ade Komarudin. Surat itu hanya dibacakan karena Ade belum akan dilantik di akhir masa persidangan tahun ini.
‘’Pelantikan Ketua DPR RI Ade Komaruddin akan dilakukan pada awal masa sidang Januari 2016 mendatang, yang dimulai pada 11 Januari 2016,’’ kata Fadli.
Di luar penetapan Ade sebagai Ketua DPR, Partai Golkar kubu Agung Laksono sempat menyampaikan interupsi. Anggota Fraksi Partai Golkar Dave Laksono meminta kepada pimpinan DPR juga membacakan surat PAW Fraksi Partai Golkar versi Agung.
‘’Kami juga sudah menyerahkan surat kepada pimpinan DPR, harap juga dibacakan,’’ kata Dave.
Menurut Dave, surat PAW itu ditandatangani Ketua Fraksi Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita dan Melchias Mekeng sebagai Sekretaris Fraksi. Isinya menyatakan Ketua DPR pengganti Setya Novanto adalah Agus, dan jabatan Ketua Fraksi dijabat oleh Zainudin Amali. ‘’Surat itu sudah ada tanda terimanya pimpinan, harap dibacakan,’’ ujarnya. Namun, Fadli Zon mengaku belum menerima surat tersebut.
Sementara itu, penunjukan Ade Komarudin sebagai ketua DPR oleh Partai Golkar diapresiasi positif Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Menurut mantan ketua umum Golkar ini, dirinya memang tidak bisa memberikan pernyataan setuju atau tidak setuju, sebab penunjukan itu memang hak Partai Golkar. ‘’Tapi saya tahu orangnya baik,’’ ujarnya di Istana Bogor kemarin (18/12).
Selain baik secara personal, JK menilai jika Ade Komarudin memiliki kapabilitas untuk duduk di kursi ketua DPR. Salah satunya karena merupakan salah seorang politikus senior dan sudah pernah duduk di kursi ketua Fraksi Golkar di DPR. ‘’Pengalaman sangat penting, tapi yang terpenting harus bisa dipercaya,’’ katanya.
Sebaliknya, JK mengkritisi keputusan Golkar yang menunjuk Setya Novanto untuk menduduki posisi ketua Fraksi Golkar di DPR. Sebab, menurut dia, Setnov sudah terbukti dinyatakan melanggar etika oleh Mahkamah Kehormatan Dewan dalam kasus Papa Minta Saham. ‘’Persepsi publik sudah demikian kuat. Kalau begini, maka pasti sulit Golkar mendapat kepercayaan rakyat,’’ ucapnya.
(bay/owi/end)